Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Hari Menghilang, Bocah Dea Ditemukan Meninggal di Sungai

Kompas.com - 20/04/2016, 14:28 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Setelah dinyatakan hilang selama enam hari, tubuh Dea Mauliza, bocah berusia lima tahun ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam sungai Berawang Kunyit, Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.

Bocah malang tersebut ditemukan oleh seorang warga yang berniat mencari ikan.

"Menurut informasi yang kami temukan, seorang bapak sedang memasang jaring, kemudian dia melihat ada kaki Dea di permukaan air, makanya bapak itu mengambilnya, dan melaporkan kepada masyarakat," kata Azemi, koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Aceh Tengah.

Dijelaskannya, lokasi penemuan anak itu berjarak sekitar dua kilometer dari bibir sungai tempat korban diduga terpeleset. Korban terbawa arus sungai Berawang Kunyit.

Tim Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Takengon pun terus bergerak menuju lokasi ditemukannya bocah itu untuk dibawa ke rumah duka.

"Tim BPBD telah berencana turun kembali ke lokasi untuk melihat keadaan, melihat situasi, tetapi sampai di lapangan Alhamdulillah sudah ditemukan oleh masyarakat," tambah Azemi.

"Jenazah tidak dibawa ke rumah sakit lagi, melainkan langsung dibawa ke rumah orantuanya didampingi aparat kepolisian," terang dia lagi.

Jenazah bocah malang tersebut, lanjut Azemi, telah dikebumikan sekitar pukul 15.30 WIB.

Dinyatakan hilang

Anak dari pasangan Syeh Rudin (34) dan Sekar Sari (30) tersebut dinyatakan hilang oleh pihak keluarga, Rabu (13/4/2016).

Seorang tetangga korban, Jahidin saat ditemui di lokasi pencarian korban, Jumat (15/4/2016) lalu, menceritakan, bocah ini pergi bersama enam teman sebayanya sekitar pukul 14.00 WIB. [Baca juga: Ditinggalkan Temannya Mencari Ikan, Seorang Bocah Menghilang di Sungai]

Saat itu, korban menemani rekannya yang mencari ikan di sungai Berawang Kunyit itu. Dari ketujuh orang tersebut, Dea Mauliza ditinggalkan bersama salah satu rekannya. Sedangkan lima temannya yang lain pergi untuk mencari ikan sekitar 500 meter dari tempat korban berada.

Merasa gelisah melihat Dea menangis karena ditinggalkan, temannya itu panik dan pergi memanggil lima rekannya yang mencari ikan tadi, sedangkan Dea ditinggal sendiri di pinggir sungai. Setelah semua rekannya kembali, bocah itu sudah tidak ada di tempat.

Isu klenik

Sejumlah warga merasa ragu bocah itu hilang karena terbawa arus sungai Berawang Kunyit. Mereka mengira Dea Mauliza hilang "isangkan kemang" atau dilarikan makhluk gaib, karena merasa ada kejanggalan dalam kasus hilangnya anak berjenis kelamin perempuan tersebut.

Istilah "Isangkan kemang" merupakan kepercayaan sebagian masyarakat suku Gayo yang merupakan suku kedua di Aceh. Istilah itu berarti "dilarikan makhluk gaib".

Bahkan sejumlah warga setempat yang ditemui Kompas.com membenarkan kemungkin tersebut, meskipun tidak menampik bahwa Dea bisa jadi hilang karena terseret arus sungai di daerah yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat kota Aceh Tengah.

Dengan penemuan jenazah Dea Mauliza ini, maka rumor anak itu hilang dibawa makhluk gaib telah terbantahkan.

Tim pencarian korban yang terdiri dari sejumlah instansi serta masyarakatpun akhirnya bisa bernafas lega, mengingat medan yang sulit serta cuaca yang tidak menentu menjadi kendala bagi mereka saat mencari jasad Dea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com