Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setelah Saya Sebut 'Tuhan Tolong', Korban Melepaskan Tangan Saya dan Tenggelam"

Kompas.com - 12/04/2016, 07:02 WIB
Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com — Fenansius Jebaru (17) masih ingat betul saat ia hendak menyelamatkan temannya, Geransius Onggor (17), siswa kelas III SMA Pancasila Mukun yang tewas akibat terseret ombak Pantai Mbolata, Minggu (10/4/2016).

"Saya sempat menolong korban. Korban sempat peluk dan tarik celana saya. Korban terus diseret arus deras. Saya sempat berkata, 'Tuhan tolong'. Ketika saya menyebut itu, korban melepaskan tangan saya, dan ia tenggelam. Sesudah itu, saya berlari ke pinggir pantai, dan kami semua melihat korban melambai-lambaikan tangannya," tutur Fenansius kepada Kompas.com, Senin (11/4/2016).

Fenansius menjelaskan, saat itu, air laut di Pantai Mbolata sedang pasang atau naik. Bahkan, gelombang sedang besar sehingga air laut sampai ke bibir pantai.

Awalnya, Fenansuis melanjutkan, setiba di Pantai Mbolata, ia dan teman-temannya berdoa bersama dengan seorang pembina asrama. Setelah itu, mereka makan siang.

"Kami diingatkan oleh pembina asrama untuk tidak berenang sebab air laut sedang naik. Namun, kami bertiga, termasuk korban, Geransius Onggor, berenang dan bermain di pantai," urai Fenansius.

"Kami main ombak dengan melempar bola. Seketika itu, bola pecah dan terseret arus deras. Melihat bola terseret arus, teman kami, Geransius Onggor, mengejarnya. Saat itu pula, arus laut sedang surut deras dan menyeret teman kami itu," ujarnya.

Sebelumnya, korban bersama 25 siswa dan siswi lainnya didampingi pembina asrama di SMA Pancasila Mukun berekreasi di Pantai Mbolata setelah menyelesaikan ujian nasional beberapa waktu lalu. Korban bersama temannya mengadakan perpisahan di Pantai Mbolata.

Geransius kemudian ditemukan sejumlah nelayan di Pantai Mbolata, Senin (11/4/2016) pukul 12.00 Wita. Sekitar 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban itu sejak Minggu sore kemarin.

Pencarian pada Minggu tidak membuahkan hasil dan berlanjut pada Senin oleh nelayan bersama aparat kepolisian, TNI, dan staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Timur. Kabupaten Manggarai Timur belum memiliki tim search and rescue (SAR).

Kepala Kepolisian Sektor Kota Komba Inspektur Satu (Iptu) Fransiskus Medor kepada Kompas.com di Pantai Mbolata, Senin, menjelaskan, pihaknya memperoleh informasi musibah itu dari warga pada Minggu (10/4/2016).

"Tepat pukul 12.00 Wita, jenazah ditemukan nelayan di sekitar perairan Mbolata. Saat ditemukan, air sedang pasang. Korban terapung dan dilihat nelayan yang mencarinya. Kami mengucapkan terima kasih kepada nelayan di sekitar Pantai Mbolata yang telah bekerja keras mencari dan mengevakuasi korban," ujarnya.

Kapolsek Fransiskus menjelaskan, korban divisum oleh tim medis dari Puskesmas Waelengga. Sesudah divisum, korban diantar ke rumah keluarga di Kampung Rentung untuk diserahkan kepada keluarga.

Ritual adat

Kepala Suku Seso, Damianus Tarung, bersama orangtua korban dan warga di sekitar pantai, sempat mengadakan ritual adat selama mencari korban. Ayam kampung, telur ayam kampung, dan minuman alkohol lokal yang disebut tuak dipersembahkan kepada leluhur di Pantai Mbolata untuk memberikan petunjuk agar korban bisa ditemukan.

Ritual adat dilaksanakan dari Minggu (10/4/2016) hingga Senin (11/4/2016) siang atas permintaan dari keluarga korban dan pembina asrama.

"Sesudah ritual adat, air tuak disiramkan di sebuah batu serta diminum oleh nelayan yang mencari itu. Tepat pukul 12.00 Wita, korban terapung dari kedalaman 4-5 meter. Sesudah ditemukan, dilanjutkan ritual adat untuk mensyukuri atas pertolongan Tuhan melalui leluhur Suku Seso dan suku dari korban," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com