Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses "Scanning" Bangunan Bersejarah Dimulai dari Tugu Yogya

Kompas.com - 16/03/2016, 16:26 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta memulai proses scanning terhadap bangunan bersejarah di Yogyakarta. Rabu (16/3/2016), proses scanning dimulai di salah satu ikon Yogyakarta, Tugu Pal Putih.

"Ini merupakan program Heritage Laser Scanner. Kita mulai dengan melakukan scanning Tugu Yogyakarta," ujar Kepala Bidang Pelestarian Warisan dan Budaya Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, Dian Laksmi Pratiwi.

Dian mengungkapkan, proses scanning dilakukan untuk memperoleh data fisik, baik bentuk, ukuran, maupun kerusakan bangunan Tugu Yogyakarta.

Data-data ini nantinya bisa digunakan untuk konservasi. Ketika terjadi kerusakan terhadap bangunan cagar budaya, data yang ada dapat dijadikan acuan untuk perbaikannya sehingga perbaikan yang dilakukan tidak mengubah bentuk fisik dan ukuran sebelumnya.

"Dari pengalaman-pengalaman masa lalu, kita tidak punya data, lalu rusak karena gempa. Akhirnya kesulitan untuk perbaikannya. Nah, data ini bisa digunakan karena ada ukuran dan bentuknya yang akurat," tegasnya.

Dia menjelaskan, scanning dilakukan dengan alat pemindai 3D laser scanner. Alat ini bisa mendokumentasikan fisik bangunan dengan akurasi cukup tinggi. Bahkan, bentuk bangunan bisa divisualkan secara detail dalam tiga dimensi.

"Dulu manual, kadar kesalahannya cukup tinggi. Dengan alat ini, lebih akurat dan cepat. Bahkan jika untuk presentasi bentuk 3D-nya juga sudah ada," tegasnya.

Dian menyampaikan, proses scanning diprioritaskan terhadap bangunan cagar budaya, seperti situs, bangunan, dan benda. Pihaknya menargetkan melakukan scanning terhadap 24 bangunan cagar budaya pada tahun 2016.

"Kita scanning 24 dulu lalu dievaluasi, apakah akan ditambah atau tidak. Tetapi, ke depan kita penginnya seluruh DIY punya datanya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com