Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kasus TKI Gabung ISIS, Pembekalan Kini Libatkan TNI

Kompas.com - 14/03/2016, 09:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Para calon TKI asal Jawa Tengah yang akan ditempatkan di Korea Selatan mendapatkan pembekalan selama 5 hari di Bandungan Indah Homtel, Bandungan, Kabupaten Semarang, sejak Sabtu (12/3/2016) lalu.

Setiap pagi hari selama pembekalan, masing-masing peserta dilatih disiplin dan dibekali wawasan kebangsaan sekaligus pemahaman tentang beragama dari Koramil 09/Ambarawa.

"Karena kemarin sempat ada kasus, anak-anak kita setelah sampai di Korea justru bergabung dengan ISIS," kata Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah, AB Rahman.

Menurut Rahman, pasca-tertangkapnya tiga TKI di Korea Selatan karena diduga bergabung dengan gerakan ISIS, maka mendesak dilakukannya deradikalisasi, berupa pemahamam keagamaan insklusif dan penyemaian desiminasi program-program agama yang sifatnya moderat sesuai dengan ke-Indonesiaan ke kalangan TKI.

"Itu alasan mengapa kami melibatkan TNI untuk ikut memberikan pemahaman wawasan kebangsaan dan pembentukan mental. Saya selalu menekankan, jangan memahami agama sendiri-sendiri. Nanti bisa mleto," tegasnya.

Rahman mengatakan, mulai tahun ini, setiap calon TKI akan mendapat bekal dan pelatihan di Jawa Tengah sebelum diberangkatkan ke negara tujuan. Keputusan ini diterapkan untuk mempermudah akses peserta apabila berkas dan surat yang bersangkutan dinyatakan kurang. Sebelumnya pelatihan bagi para calon TKI dipusatkan di Jakarta.

"Kami mendatangkan praktisi pendidikan Bahasa dan Budaya Korea dari Undip serta Unissula Semarang. Sedangkan pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diberikan oleh teman-teman Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, mengatakan ada 3 TKI di Korea Selatan ditangkap. Ketiganya diduga kuat terlibat jaringan teroris.

"Mereka dituduh masuk jaringan teroris ISIS. Memang penetrasi yang dilakukan kelompok ini sangat efektif dan agresif sehingga kita akan buat gerakan deradikalisasi," kata Nusron seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/1/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com