Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Karyawan Tewas Terbelah Mesin Gergaji Masih Jadi Teka-teki

Kompas.com - 08/03/2016, 14:28 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kasus kematian M Yunus Abdullah (28), karyawan PT KTI di Kota Probolinggo, Jawa Timur, dengan tubuh terbelah akibat terkena mesin gergaji pada awal Februari 2016 masih menjadi teka-teki.

Hingga kini, belum dapat dipastikan apakah kematiannya disebabkan human error, bunuh diri, atau dibunuh.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Probolinggo Sudianto telah membentuk tim investigasi untuk mendalami kasus tersebut. Tim ini terdiri dari dua orang, yakni penyidik pegawai negeri sipil dan seorang pengawas.

"Ini kasusnya sulit diungkap, saksinya tidak ada. Jadi, sampai sekarang belum bisa disimpulkan. Yang bersangkutan tewas apa karena human error, bunuh diri atau dibunuh, semuanya serba mungkin. Polisi kan juga masih menyelidiki," kata Sudianto saat ditemui di masjid kantor Pemkot kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2016).

Ia mengatakan, nantinya hasil tim investigasi tidak akan diungkap ke publik.

Yunus yang bekerja di bagian P2 atau mesin penggergajian untuk balok kayu PT Kutai Timber Indonesa (KTI), Kota Probolinggo, tewas dengan tubuh terbelah setelah gergaji kayu yang digerakkan dengan generator mengenai tubuhnya, Senin (8/2/2016).

Warga Kota Probolinggo itu diduga tergelincir dan jatuh ke kamar gergaji. Dugaan lain, korban mengantuk saat sedang bertugas memotong balok kayu.

Setelah kejadian itu, polisi menyelidiki lokasi kejadian. Sampai kini upaya pengungkapan kasusnya masih terus berlanjut.

Direktur Muda PT KTI Sain Latif mengatakan, kecelakaan itu ditangani dan pihaknya menganalisis kejadian tersebut.

"Kami sampaikan pada keluarga akan memenuhi semua hak-hak korban. Bersama dengan kepolisian, kami masih mencari tahu lebih lanjut. Karena seharusnya, operator mesin tidak berada di dekat pisau pemotong," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com