Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grebek Alas Susuk Wangan, Ajakan Agar Masyarakat Mencintai Hutan

Kompas.com - 21/02/2016, 10:58 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com - Hutan yang ada di lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah, harus dilestarikan sebab di dalamnya ada kehidupan dan peradaban.

Apabila hutan gunung itu rusak, kehidupan dan peradaban sekitarnya akan musnah. Jangan menebang pohon sembarangan, jangan membakar lahan sembarangan, dan tidak boleh mengambil atau mengeruk tanahnya.

Budayawan asal Semarang, Kyai Budi Harjono, mengemukakan hal itu dalam diskusi Grebek Alas Susuk Wangan di Limbangan Kabupaten Kendal, Sabtu (20/2) malam.

Budi menjelaskan, bentuk gunung seperti caping yang biasa digunakan petani. Selain untuk melindungi diri dari panas, caping juga bisa diartikan sebagai simbol kehidupan manusia.

“Bentuk caping adalah melingkar dan kemudian mengerucut. Artinya, semua kegiatan kita sebagai manusia, ujung-ujungnya akan mengrucurut kepada Allah SWT. Sebagai manusia, kita harus saling bergandengan tangan, tolong-menolong, meskipun berbeda agama, suku, bahasa dan bangsa. Sebab, semua nantinya akan menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tambahnya.

Budi mengajak semua orang untuk mencintai bumi karena bumi adalah peninggalan warisan anak cucu.

Pembicara lain dalam diskusi itu, Siswadi, menjelaskan hasil penelusuran pegiat-pegiat lingkungan yang menyebutkan luasan hutan alam semakin menyempit. Hal itu karena hutan terus ditebang, dirambah, dibakar, diberi obat supaya tanamannya mati. Satwa liar semakin langka dan habitatnya semakin terdesak.

Peneliti itu menambahkan, hutan yang ada di Limbangan Boja itu sebagian sudah beralih fungsi.

“Untuk itu, saya mengajak kepada masyarakat yang tinggal di Desa Pakis, Sumberrahayu, Desa Gondang, dan Limbangan, supaya bisa merawat hutan yang ada di sekitar sini. Supaya alam tetap ramah dan bersahabat dengan kita, sehingga tidak marah dan tidak terjadi bencana,” katanya.

Kepala Desa Gondang Limbangan, Yudhi Susanto, mengatakan bahwa acara Grebek Alas Susuk Wangan, digelar selama dua hari, Jumat dan Sabtu (20/2). Acara Grebek Alas Susuk Wangan itu diisi dengan penanaman pohon bersama, dialog dan diskusi lingkungan, dan kampanye budaya.

“Ada sekitar 18 desa yang berbatasan langsung dengan hutan gunung Ungaran. Kalau kita tidak merawat hutan di sini, maka bisa berakibat fatal,” kata Yudhi.

Ia menjelaskan, perlu adanya kesadaran dari semua pihak, terutama masyarakat sekitar hutan untuk itu merusak hutan.

“Kami juga meminta kepada pemerintah Kendal, Perhutani, dan lainnya untuk bisa membantu menjaga kelestarian hutan ini. Kami ingin anak cucu kami masih bisa melihat hutan mereka,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com