Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Choki, Bayi Orangutan dengan Luka Bacok di Kepala

Kompas.com - 20/02/2016, 08:27 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius Zebua

Penulis

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com - Choki, orangutan berusia kurang dari 2 tahun mengalami luka bacok di kepala. Di umur ini, bayi orangutan semestinya masih dalam perlindungan ketat induknya.

Choki sendirian dalam kerangkeng berukuran 8 meter persegi di belakang klinik Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sejak Selasa (16/2/2016) lalu.

Saban hari, BOSF memberi asupan buah semangka, nanas, hingga pisang untuk satwa malang itu.

Pengelola Taman Nasional Kutai (TNK) mendapatkan Choki dari petani kebun sawit di sekitar hutan TNK di Kutai Timur, Senin (15/2/2016) siang.

Kondisi Choki sangat mengenaskan saat disita. Ia terlihat kurus, liar, dan ketakutan.

Terdapat luka memanjang dan belum kering benar antara dahi dan ubun-ubun di kepalanya. Seperti ada yang tercuil dengan ukuran lebih besar dari kepala sendok makan pada daging di kepalanya.

(Baca BOSF Selamatkan Bayi Orangutan dengan Luka Bekas Tebasan Parang)

Pengelola TNK segera menyerahkannya ke BOSF untuk penanganan lebih lanjut. Tim rescue BOSF tiba enam jam kemudian. Mereka juga membawa Hafiz U Riandita, dokter hewan BOSF.

Bayi orangutan ini menyerang siapa saja yang ada di dekatnya, termasuk pada tim penyelamat BOSF. "Menyerang siapa saja yang ditemui adalah gejala stres yang dialami orangutan," kata staf komunikasi BOSF Samboja Lestari, Suwardi, Selasa (16/2/2016).

Dari pemeriksaan awal, diyakini bahwa luka di kepala Choki akibat terkena benda tajam.

"Luka seperti itu didapat akibat sabetan parang. Luka baru, bisa baru empat hari," Hafiz.

"Ada luka lain juga di tangan kiri, bisa karena benda tajam ataupun tali," lanjut dia.

Temuan bayi orangutan dengan kondisi mengenaskan, menurut Suwardi, mengulang kembali kenangan buruk warga TNK pada orangutan.

Pengelola TNK juga pernah menyerahkan bayi orangutan dengan luka tembak di 2012. Pihak TNK mendapatkannya dari anak-anak Pramuka kala itu.

Suwardi mengatakan, BOSF berjibaku mengeluarkan 30-an peluru di badan bayi orangutan itu. Satu peluru di belakang mata kiri dekat otak tak diangkat karena alasan risiko kematian.

Adapun mata sebelah kanan sudah buta akibat peluru. Si orangutan ini dinamai Shelton.

Temuan serupa tak hanya Choki dan Shelton. Rata-rata temuan BOSF adalah orangutan dengan usia bayi dan anak-anak. Kondisinya juga mengenaskan, mulai dengan luka, ataupun dipelihara dengan cara dirantai dan diikat.

Suwardi mengatakan, temuan yang terus berulang seperti ini menunjukkan kesadaran warga pada individu endemik dan dilindungi masih minim.

Baca kisah nestapa orangutan dalam liputan multimedia berjudul "Derita Penjaga Rimba, Kisah Tragis Orangutan di Kalimantan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com