Melalui perusahaannya, PT Bunga Indah Malino (BIM), krisan yang dibudidayakannya berhasil menembus pasar Jepang. Boleh dibilang, BIM merupakan swasta pertama yang berhasil memasok krisan ke ”Negeri Sakura” yang dikenal menerapkan standar kualitas tinggi.
Yang menarik, meski pasar terbuka lebar dan perusahaannya berpotensi memasok krisan hingga 300.000 tangkai per minggu ke D-Market Co Ltd, Mufidah tak mau memperluas kebun buahnya yang hanya 2,5 hektar.
Dia memilih menjadi penggerak petanidengan menjalin kerja sama bisnis dengan mereka. Petani akan diajari teknik budidaya krisan yang baik dan modern. Mereka dipasok benih krisan hasil kultur jaringan dan disediakan pasarnya.
Daerah Malino dengan ketinggian 1.200 mdpl cocok untuk budidaya krisan. Krisan Malino bisa bertahan dua minggu setelah dipotong.
”Kami ingin mengajak petani bertani bunga krisan,” ungkap wanita penyuka anggrek kelahiran Sibolga, Sumatera Utara, itu, 12 Februari lalu, saat pelepasan ekspor perdana krisan ke Osaka.
Mufidah bilang, bertani krisan sangat menguntungkan. (MAS)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Februari 2016, di halaman 32 dengan judul "Bertani Krisan".