Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tersangka dan 4 Kilogram Sabu Diamankan di Mapolda Sumut

Kompas.com - 27/01/2016, 14:47 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Aparat Subdit II Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut membongkar bisnis narkoba jaringan internasional. Sembilan tersangka, empat kilogram sabu, dan sembilan ponsel diamankan.

Keterangan ini diungkapkan Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Sumut AKBP Sonny M Nugroho, Rabu (27/1/2016).

Menurut dia, pengungkapan bermula dari penangkapan tersangka Dedi di Kompleks Perumahan Puri Tanjung Sari pada Rabu (20/1/2016) lalu.

Saat itu, disita satu kilogram sabu, satu sepeda motor jenis Yamaha Mio Soul BK 6282, dan satu ponsel.

Dari keterangan tersangka Dedi, polisi lalu melakukan pengembangan untuk menangkap bandar narkoba Rizal.

"Berdasarkan keterangan tersangka Dedi, kami kembali melakukan penangkapan di Jalan Asrama Pondok Kelapa, Kecamatan Medan Sunggal, pada Minggu, 24 Januari 2016. Tiga tersangka beserta satu kilogram sabu kami tangkap dan amankan," kata dia.

Sonny menjelaskan, ketiga tersangka itu adalah Samsul Bahri, Musliadi, dan Umar. Ketiganya sempat coba melarikan diri, tetapi saat mendengar suara tembakan peringatan, mereka berhenti dan menyerahkan diri.

"Dari handphone ketiga tersangka, kami dapati informasi baru. Selanjutnya, kami lakukan penangkapan lima tersangka lain di Jalan Karya Bakti, Kecamatan Medan Johor," lanjut dia.

Dari penangkapan lima tersangka yang diketahui bernama Muslim, Abdullah, Azhar, Andri, dan Mawardi itu, polisi mendapati dua kilogram sabu, satu mobil, dan beberapa unit ponsel.

Empat kilogram sabu itu didatangkan dari Malaysia melalui jalur laut ke Aceh. Dari Aceh, sabu didistribusikan ke Medan melalui jalur darat.

Di Medan, rencananya sabu akan disebar, termasuk ke luar Sumatera Utara, bahkan Pulau Jawa.

"Memang tetap dari lapas dikendalikan. Namun, via handphone. Kami tidak kejar karena mereka tidak saling kenal. Untuk yang bergerak di luar saja yang kami tindak," kata dia.

"Biasanya bandar berangkat ke luar negeri untuk mengendalikan via telepon. Kalau transaksi selesai, berhasil, ataupun gagal, si bandar kembali ke Indonesia sehingga jejaknya tidak ditemukan," ujar Sonny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com