Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Samarinda, Acara Gafatar Dibubarkan Saat Sedang Nyanyikan "Indonesia Raya"

Kompas.com - 14/01/2016, 21:56 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menggelar beragam aksi sosial untuk mendapatkan tempat di tengah masyarakat.

Meski demikian, tak semua aksi sosial Gafatar berjalan mulus karena sebagian masyarakat memandang sebelah mata kegiatan mereka.

Salah satu pengalaman paling diingat para aktivis Gafatar terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur.

Saat itu, Gafatar berniat menggelar bakti sosial berupa fogging atau penyemprotan nyamuk di salah satu rukun tetangga di ibu kota Provinsi Kaltim itu.

Persiapan mereka cukup lengkap, mulai dari merancang upacara kecil, mengundang pengurus RT, dan sejumlah tokoh masyarakat. Semua peralatan juga telah tersedia, seperti tempat duduk dan alat fogging.

"Sudah siap semua. Undangan semua juga sudah hadir. Kami mulailah," kata Mart, mantan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Gafatar Kaltim.

Upacara kecil sebelum fogging diawali dengan menyanyi "Indonesia Raya".

"Mini compo sudah tersedia. Undangan sudah datang. Kami hidupkan musik 'Indonesia Raya'," kata Mart.

"Pak RT langsung menghentikan kegiatan saat kita menyanyikan 'Indonesia Raya'. Perdebatan terjadi. Dia bilang, kalau menyanyi 'Indonesia Raya' hanya boleh di lapangan saja saat upacara. Tidak seperti ini. Kami pun tak sepaham. Acara jadi bubar. Fogging tak berlanjut," kata Mart.

Mart mengungkap, banyak kegiatan baksos Gafatar diawali dengan cara serupa. Tujuannya adalah untuk terus mengingatkan sekaligus membangkitkan semangat kebangsaan bagi seluruh peserta.

Kegiatan sosial ini diterapkan semua cabang Gafatar di seluruh Indonesia sejak berdiri pada Januari 2011.

Organisasi ini semula diprakarsai 42 orang pendiri. Sejak berdiri, kata Mart, ormas ini terbuka dan tak menyembunyikan ideologi.

Gafatar kemudian berkembang di Kaltim antara 2012-2015 dengan pengikut sekitar seratusan orang. Kebanyakan dari mereka adalah para wiraswastawan. Di tiap kota anggota Gafatar tak lebih dari 30-an orang.

Agar semakin dikenal, anggota Gafatar aktif menyambangi banyak instansi pemerintah. Tak heran, TNI pun mempersilakan Gafatar ikut di beberapa kegiatan karya bhakti TNI dan masyarakat.

Tak lama kemudian, Gafatar diterpa isu terkait aliran keagamaan dalam kegiatannya di beberapa daerah. Hingga akhirnya ormas ini membubarkan diri pada Agustus 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com