Ada Bocah SD Sendirian Rawat Ibu yang Sakit, Bupati Peringatkan Anak Buahnya

Uu mengingatkan agar jajarannya segera membantu warga yang memiliki kondisi memprihatinkan dan tidak saling melempar tanggung jawab. Hal ini disampaikannya saat berkunjung ke rumah Ai, Selasa (12/1/2016).

"Saya minta jangan saling melempar tanggung jawab apabila menemukan kasus seperti ini. Jangan dibilang ini tanggung jawab dinas kesehatan atau sosial. Namun, pemerintah desa yang langsung berhubungan dengan masyarakat harus langsung melapor ke instansi di atasnya agar itu segera ditindaklanjuti oleh instansi terkait," kata Uu dengan nada kesal di hadapan pemerintah desa dan kecamatan tempat tinggal bocah SD tersebut.

Uu mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Pusat untuk meminta bantuan terkait pengobatan ibu bocah itu, yang mengalami gangguan mental dan kejiwaan. Bahkan, di kampung terserbut, bukan hanya satu orang yang mengalami hal serupa. Setelah pendataan, tiga orang ditemukan menderita hal yang sama.

"Untuk penanganan awal, para penderita sudah dibawa ke Bandung untuk mendapatkan pengobatan," katanya.

Selain itu, Uu juga akan menanggung seluruh biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari, serta telah memerintahkan instansi terkait untuk segera mengobati ibu bocah SD tersebut.

"Setelah saya mendapatkan kabar dan berita dari beberapa awak media, saya langsung ke sini dan akan memberikan segala bantuan bagi anak ini. Saya tak habis pikir kenapa pemerintah desa selama ini tidak ada informasi ke pemerintah tingkat atas terkait hal semacam ini?" ujar Uu.

"Mudah-mudahan bisa mengurangi beban anak ini. Anak seumur ini tak pantas harus menerima beban seberat ini," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Ai Eka Citra Lestari (11), siswi kelas VI SD, mengurus ibu kandungnya yang terganggu secara kejiwaan, dan adik perempuannya yang berusia tujuh tahun. (Baca juga: Sudah 7 Tahun Bocah SD Ini Seorang Diri Rawat Ibunya yang Sakit).

Kegiatan itu dilakukannya setiap hari seorang diri selama hampir tujuh tahun. Sang ibu, yang bernama Dedeh Kurniasih (48), sudah tujuh tahun mengalami gangguan jiwa dan terpaksa ditempatkan di sebuah kamar isolasi di rumahnya di Kampung Leles Girang, Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Ai dan adiknya masih memiliki ayah kandung, yang selama ini tinggal berbeda rumah bersama istri mudanya.