Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbu Kantor Panwaslu Gowa, Massa Pendukung Calon Ini Bentrok dengan Polisi

Kompas.com - 11/12/2015, 06:22 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

GOWA, KOMPAS.com — Ratusan orang yang merupakan massa dari calon nomor 1, Andi Maddusila-Wahyu Permana, yang menduduki kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, bentrok dengan aparat kepolisian yang mencoba membubarkan aksi mereka.

Sejak Kamis (10/12/2015) pukul 14.00 Wita, massa pendukung Maddusila-Wahyu Permana menduduki kantor tersebut.

Mereka meminta Panwaslu Kabupaten Gowa melakukan tindakan tegas jika menemukan kecurangan yang dilakukan salah satu pasang calon.

Massa langsung menyerbu masuk kantor Panwaslu Kabupaten Gowa dan meminta agar komisioner segera mengambil tindakan. (Baca: Anak Ichsan Yasin Limpo Sementara Unggul Melawan Tantenya dalam Pilkada Gowa)

"Sudah jelas kotak suara di sekretariat PPK dipindahkan tanpa pemberitahuan, tetapi kenapa tidak ada tindakan?" kata Ami, salah seorang pengunjuk rasa.

Suasana menjadi panas saat tim pemenangan calon nomor 4, Tenri Olle Yasin Limpo-Hairil Muin, turut bergabung dan mendesak agar Panwaslu Kabupaten Gowa segera mendiskualifikasi salah satu pasang calon.

"Kami tim nomor 4 meminta agar calon nomor lima segera didiskualifikasi dari pemilihan ini karena menggunakan berbagai kecurangan," teriak Daeng Mangka, salah satu pendukung.

Sementara itu, Komisioner Panwaslu Gowa Syamsuarni yang menemui massa membenarkan adanya kesalahan teknis dalam penyelenggaraan pilkada di Kecamatan Pallangga.

Menurut dia, kesalahan itu terjadi karena lambatnya koordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan saksi dari para calon.

"Iya memang benar kalau yang tentang kotak suara, tetapi semuanya kan ada tahapannya," kata Syamsuarni.

Dalam bentrokan fisik ini, tiga orang diamankan petugas kepolisian. Jalur Trans-Sulawesi menjadi arena untuk saling serang antara massa dan aparat kepolisian.

Massa melempari petugas dengan batu, sedangkan polisi membalasnya dengan tembakan gas air mata.

Massa yang terdesak hingga ke dalam Istana Raja Gowa atau "Balla Lompoa" itu terus melakukan perlawanan dengan melakukan pelemparan dari balik tembok istana yang setinggi tiga meter.

Salah seorang aparat dari Brimob Polda Sulsel terluka saat mencoba masuk ke istana. Bentrokan ini baru berakhir pada pukul 23.00 Wita, atau saat Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sulselbar Brigjen Polisi Ike Edwin tiba di lokasi.

Kedatangan Wakapolda itu tampak disambut massa. "Yang mulai datang selamatkan kerajaan ini yang mulai," teriak pengunjuk rasa kepada Wakapolda yang memiliki kekerabatan dengan Raja Gowa Andi Maddusila tersebut.

Kemudian, Ike memerintahkan anggotanya untuk mundur. Ia lalu masuk ke Istana Raja Gowa untuk bertemu dengan Andi Maddusia yang merupakan salah satu calon kepala daerah tersebut.

Pada Jumat (11/12/2015) pukul 01.00 Wita, suasana mulai kondusif. Aparat kepolisian mundur ke Mapolres Gowa, sementara massa pengunjuk rasa mulai meninggalkan istana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com