Di sudut areal keberangkatan domestik, wanita itu hanya bisa terdiam ketika mengetahui bahwa bandara masih ditutup akibat serbuan abu vulkanik Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani.
"Sejak kemaren saya menginap di bandara," ujar dia mengawali percakapan dengan Kompas.com, Kamis siang (5/11/2015).
Wanita itu bernama Victoria. Dia mengaku sebagai guru di sebuah sekolah dasar di Kupang. Selama 10 bulan terakhir, dia bolak-balik Kupang-Denpasar demi menjalani kemoterapi untuk kanker payudara yang diidapnya.
Selama ini, Victoria menjalani pengobatan di Rumah Sakit Sanglah. Sedianya dia terbang ke Kupang, Rabu (4/11/2015) pagi menggunakan maskapai Garuda Indonesia.
Victoria harus sudah berada di Kupang pada Senin (9/11/2015) besok, untuk mengikuti ujian sertifikasi.
"Selama saya pengobatan di Bali, saya kos dekat rumah sakit," kata Victoria.
Akibat keadaan darurat yang melanda sejumlah bandara termasuk di Ngurah Rai, Victoria pun menjadi korban dan harus bertahan di tempat itu. Tak ada sanak saudara yang menemani dia.
"Hari ini batal pulang lagi. Bandara ditutup lagi. Saya bingung, bagaimana ini," keluh Victoria sambil tetap berupaya tersenyum.
Di tengah percakapan, wanita yang mengenakan wig untuk menutup kepala, dan balutan pasmina krem di tubuhnya itu memutuskan untuk kembali ke tempat kos yang selama ini dia sewa.
"Saya kos lagi saja. Badan saya sudah terasa meriang. Tangan-tangan juga terasa meriang. Saya takut kalau jatuh sakit di bandara," kata dia mengakhiri perbincangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.