Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap di Palangkaraya Mulai Hilang, Rezeki Kembali Datang

Kompas.com - 29/10/2015, 18:10 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Suasana Pelabuhan Rambang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah sore itu cukup ramai.

Pedagang asongan sudah mulai terlihat menjajakan aneka jualannya. Mulai dari makanan, minuman, hingga mainan.

Panorama di tepian Sungai Kahayan mulai bisa dinikmati kembali. Beberapa perahu 'gitik' bermesin yang biasa menyeberangkan orang mulai terlihat berlalu lalang.

Suryani (40) merupakan satu pemilik perahu gitik. Suryani begitu ramah menyapa ketika Kompas.com menghampirinya.

"Jalan kita pak... menyusuri sungai sampai jembatan Kahayan," kata Kompas.com yang disambut Suryani dengan senyum mengembang.

Permintaan kami pun segera ditanggapi Suryani. Setelah sepakat dengan tarif yang ditetapkan, Suryani kemudian menghidupkan mesin perahu. Dan, perjalanan kami menyusuri Sungai Kahayan dimulai.

"Baru dua hari ini ramai lagi, biasanya selama asap sepi, nggak ada yang berani nyeberang," kata Suryani memulai ceritanya sembari mengemudikan perahu menuju Jembatan Kahayan, Kamis (29/10/2015).

Jika musim normal tanpa asap, Suryani bisa meraup pendapatan rata-rata Rp 400.000 per hari. Namun, sejak kabut asap menyelimuti selama tiga bulan terakhir, pendapatan Suryani turun drastis.

Bahkan, untuk mendapatkan uang Rp 50.000 sehari sulit untuk dilakukan.

"Selama asap kemarin, sampai paling parah jarak pandang hanya dua meter. Nggak ada yang berani menyeberang, takut nabrak perahu orang yang lagi cari ikan," katanya.

Suryani sudah enam tahun menjalani pekerjaan ini. Dia memiliki tiga orang anak, dua di antaranya sudah bersekolah, sedangkan satu lagi masih kecil.

"Istri jualan ikan di pasar. Setiap subuh berangkat ke pasar. Hampir empat bulanan ini penghasilan turun gara-gara asap," tambah dia.

Saking parahnya kabut asap yang menyelimuti Sungai Kahayan, bahkan sempat menimbulkan kecelakaan lalu lintas di sungai tersebut beberapa waktu lalu.

Sebuah gitik menghantam perahu warga yang sedang mencari ikan disungai tersebut.

Untuk sekali menyeberang jarak dekat, tarif yang dikenakan sebesar Rp. 3.000. Sedangkan untuk jarak penyeberangan yang agak jauh ditetapkan tarif sebesar Rp. 5.000.

Khusus untuk sewa wisata, tarif yang dikenakan berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung jarak dan kesepakatan.

"Lumayan hari ini, sudah dapat Rp 300.000," kata Suryani dengan nada riang.

Suryani dan kelompoknya berjumlah 12 orang pengemudi perahu gitik. Mereka terbagi dalam dua kelompok dengan jumlah yang sama.

Masing-masing kelompok mendapat jatah bekerja satu hari dan di hari berikutnya libur. Suryani dan warga Palangkaraya lainnya berharap kabut asap yang mendera selama ini segera berakhir. Kabut asap menghilang, rezeki pun kembali datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com