Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Asap, 10 Orang Tewas, 503-an Ribu Terserang ISPA

Kompas.com - 24/10/2015, 20:47 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Sabtu (24/10/2015), sebanyak 10 orang tewas akibat bencana asap di Sumatera dan Kalimantan.

Di samping itu 503.874 penduduk di enam provinsi tercatat menderita infeksi salurna pernapasan akut (ISPA) sejak 1 Juli hingga 23 Oktober 2015.

"10 korban tewas, ini di luar dari korban 7 orang meninggal dan 2 orang kritis saat mendaki Gunung Lawu kemudian terkepung karhutla dan akhirnya terbakar di Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada 18 Oktober 2015," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Sabtu.

Menurut Sutopo, 10 orang yang meninggal dunia di Sumatera dan Kalimantan terdampak asap baik langsung maupun tidak langsung.

Adapun korban yang meninggal karena terdampak langsung adalah mereka yang menjadi korban saat memadamkan api.

Sedangkan korban tidak langsung adalah mereka yang sakit akibat asap, atau sebelumnya memiliki riwayat sakit lalu semakin parah karena terdampak asap.

Sementara itu, korban yang menderita ISPA berada di enam provinsi, yakni 80.263 orang di Riau, 129.229 di Jambi, 101.333 di Sumsel, 43.477 di Kalbar, 52.142 di Kalteng dan 97.430 di Kalsel.

"Kemungkinan jumlah penderita yang sebenarnya lebih daripada itu karena sebagian masyarakat sakit tidak berobat ke Puskesmas atau rumah sakit. Mereka berobat mandiri sehingga tidak tercatat," ujar Sutopo.

BNPB juga mencatat lebih dari 43 juta jiwa penduduk terpapar asap. Data itu setidaknya hanya dihitung dari korban asap di Sumatera dan Kalimantan.

Data tersebut dianalisis melalui peta sebaran asap dengan peta jumlah penduduk. Sutopo juga menyampaikan bahwa sebaran asap di Sumatera dan Kalimantan terus meluas.

Bahkan, asap telah menyebabkan kualitas udara menurun di Filipina, Malaysia dan Singapore.

BMKG melaporkan bahwa pantauan satelit Himawari menunjukkan asap tipis-sedang menutup Laut Jawa dan sebagian Jakarta tersapu asap tipis.

Sutopo juga menilai bahwa bencana asap ini merupakan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.

"Sekarang saatnya kita tidak saling menyalahkan tapi bagaimana mengatasinya secara cepat. Dengan skala kebakaran yang demikian luas tidak mungkin satu, dua minggu ke depan akan padam. Tapi semua ikhtiar kita lakukan bersama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com