Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Akhir Tahun, di Kaltim Bisa Terjadi 20.000 PHK

Kompas.com - 23/10/2015, 21:58 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sektor pertambangan batu bara belum keluar dari masa sulit. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Kalimantan Timur belum terlihat akan berakhir.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim, Dody Achadiyat, mengatakan PHK bakal masih terjadi dan berpeluang menimpa 15.000 pekerja.

"PHK bisa lebih besar lagi. Kita menunggu apa benar kabarnya dua perusahaan besar batu bara akan melakukan PHK," kata Achadiyat di sela-sela sosialisasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di Samarinda, Jumat (22/10/2015).

"PHK di Juli 2015 lalu 11.000-12.000 pekerja. Akhir 2015 bisa sampai 15.000 pekerja," kata Dody.

Dody melihat belum ada tanda-tanda PHK akan berakhir, bahkan tahun depan ribuan orang masih akan menganggur karena kehilangan pekerjaan.

"Meski sebenarnya bisa, tapi tergantung pemerintah, misalnya mengeluarkan kebijakan yang  menggairahkan industri," kata Dody.

Ia mencontohkan, hotel salah satu entitas bisnis yang paling merasa imbas merosotnya industri batu bara.

Tingkat okupansi turun hingga lebih dari 50 persen. PHK dan tidak memperpanjang kontrak pekerja pun menjadi jalan keluar sejak pertengahan 2014.

Pekerja tambang dari luar Kaltim yang menginap di hotel menurun drastis sementara soal kebijakan pembatasan kegiatan pemerintah di hotel semakin menyulitkan pengelola hotel.

Dody mengatakan, sebagian besar hotel terpaksa memberhentikan 20 persen pekerjanya.

"Kami sebenarnya juga tidak mau (melakukan PHK). Perusahaan sebenarnya juga bisa dengan memberi pengertian ke karyawannya. Banyak karyawan akhirnya mengerti," kata Dody.

Sementara itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) justru mencatat angka PHK sudah sampai 14.000 dari sekitar 100 perusahaan di Kaltim selama 2015 ini.

Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kaltim, Supriyanto mengatakan, jumlah PHK itu dilihat dari klaim uang pesangon Rp 126 miliar sepanjang Januari-September 2015.

Supriyanto mengatakan, faktor terbesar pemicu PHK adalah tutupnya perusahaan pendukung pertambangan. Sebagian besar pekerja yang di-PHK berasal dari luar Kaltim.

"Kebanyakan mereka pekerja yang di rekrut dari Jawa," katanya.

Supriyanto memperkirakan gelombang PHK masih akan terjadi. Sehingga, BPJS menyiapkan kemungkinan menghadapi klaim lebih besar lagi hingga akhir tahun.

"PHK bisa sampai 20.000 orang di akhir 2015," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com