Dia ingin mengambil waktu sekitar satu minggu untuk menenangkan diri.
Fransiskus Subihardayan adalah salah satu korban heli milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang hilang kontak beberapa waktu lalu.
Pada Minggu (18/10/2015) sekitar pukul 21.00 WIB, dia tiba di rumahnya di Tegal Boyan Purwomartani, Kalasan, Sleman.
Fransiskus berharap, waktu satu minggu di rumah bisa membantunya melupakan kenangan akan peristiwa yang telah menimpanya beberapa waktu lalu.
"Satu mingguan-lah, saya ingin refreshing dulu dan menghilangkan kenangan peristiwa kemarin," tegas dia.
Meski ingin libur, Fransiskus menegaskan, dia tidak kapok dan akan kembali bekerja di PT Penerbangan Angkasa Semesta.
"Saya akan mengurus surat-surat dulu. Soalnya KTP, SIM dan kartu ATM hilang saat kejadian," tandas dia.
Di PT Penerbangan Angkasa Semesta, Fransiskus bekerja sebagai HLO (Helicopter Landing Officer).
Dia sudah 3 tahun bekerja, dan sembilan bulan terakhir ditugaskan di Kualanamu. Sumut.
"Saya tetap profesional. Saya akan kembali untuk bekerja lagi," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, heli EC-130 PK-BKA dinyatakan hilang kontak pada Minggu (11/10/2015).
Heli itu hilang saat melakukan perjalanan dari Samosir dengan tujuan Kualanamu, Deli Serdang.
Beberapa hari kemudian, tim pencari menemukan Fransiskus mengambang dengan bantuan enceng gondok di tengah Danau Toba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.