Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lomba Roket Air, Magelang Dorong Anak-anak Ciptakan Mainan Berteknologi

Kompas.com - 10/10/2015, 04:13 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Di era serba digital seperti saat ini, sudah sangat jarang ditemukan anak-anak yang asyik membuat mobil-mobilan terbuat dari pelepah pisang, kayu atau kertas. Mereka lebih suka dengan mainan plastik dari pabrik tanpa harus memikirkan bagaimana cara membuatnya.

Padahal, proses menciptakan sesuatu dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan otak dan kratifitas anak.

Hal ini kemudian mendorong Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik Kota Magelang untuk menggelar kompetisi Roket Air antar pelajar SMA/SMK sederajat tingkat Jawa Tengah. Rencananya kompetisi ini akan digelar pada Minggu, (18/10/2015) di Lapangan Rindam IV/Diponegoro Kota Magelang, Jawa Tengah.

Kepala Kantor Penelitian Pengembanan dan Statistik Kota Magelang, Siti Fathonah, roket air merupakan mainan sederhana namun sarat akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Butuh perhitungan cermat agar dapat meluncur ke udara dengan sempurna.

"Kami ingin mendorong anak-anak untuk berfikir kreatif menciptakan sesuatu, mengembangkan budaya berinovasi. Sebab kondisi saat ini berbeda dengan anak-anak jaman dulu yang suka membuat mainan dari pelepah pisang, kayu, kardus dan lain sebagainya," ujar Siti, dalam keterangan pers di Kantor Sekda Kota Magelang, Jumat (9/10/2015).

Sebelum pelaksanaan kompetisi ini, lanjut Siti, pihaknya bekerjasama dengan Balitbang Provinsi Jawa Tengah mengadakan pelatihan bagi guru-guru SMA dan SMK se-Jawa Tengah. Para guru yang ikut pelatihan tersebut merupakan pembimbing bagi siswa-siswa peserta kompetisi roket air.

"Ini berbeda dengan kompetisi serupa yang pernah kami gelar sebelumnya. Para guru tidak mendapatkan pelatihan sehingga ilmu hanya diajarkan kepada siswa. Kami berharap, para guru bisa menularkan ilmu kepada anak-anak didiknya," ucapnya.

Menurut Siti, belum banyak kota dan kabupaten di Jawa Tengah yang familiar dengan roket air. Sejauh ini baru Surakarta pernah menyelenggarakan kompetisi serupa.

Kepala Seksi Litbang, Fisik dan Prasaran Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistika Kota Magelang, Didin Saefudin menambahkan, menciptakan sebuah roket air tidak membutuhkan bahan-bahan yang rumit dan mahal. Peserta hanya membutuhkan botol bekas minuman soda saja. Sedangkan alat peluncur, nozzle dan perlengkapan lainnya sudah disediakan panitia.

"Roket yang paling jauh luncurannya akan menjadi pemenang. Total hadiah yang kami sediakan senilai Rp 6 juta," kata Didin.

Dijelaskan Didin, membuat roket air membutuhkan pengetahuan sains yang tinggi. Peserta dilatih untuk berimajinasi lalu menghitung secara fisika agar roket bisa meluncur jauh. Seperti menghitung sudut kemiringannya, kecepatannya, berapa gerak lurus berubah beraturannya (GLBB) dan sebagainya.

Didin menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 19 tim yang terdaftar menjadi peserta kompetisi yang juga diselenggarakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 20 itu. Mereka berasal dari Kabupaten Magelang, Gombong, Batang, Blora, Semarang, Pemalang dan Kota Magelang sendiri.

"Harapan kami melaui kegiatan kompetisi ini dapat menumbuhkembangkan minat masyarakat khususnya siswa sekolag terhadap ilmu sains melalui imajinasi, percobaan dan permainan," ujar Didin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com