Puluhan peran mewakili kondisi yang terjadi pada masa itu. Ada yang berperan sebagai rakyat, ada yang berperan sebagai tentara Belanda, ada pula yang berperan sebagai pejuang dan Tentara Keamanan Rakyat.
Drama tersebut diawali dengan aktivitas masyarakat di pasar. Namun, tak lama kemudian, sejumlah tentara Belanda datang dan mengubrak-abrik pasar tersebut. Masyarakat pun berlarian pontang-panting. Suasana pasar menjadi kocar-kacir.
Tak berlangsung lama, aksi tentara Belanda tersebut kemudian dihalau oleh segerombolan pejuang. Dengan ikat kepala merah putih, para pejuang tampak berusaha mati-matian mengusir tentara penjajah.
Para tentara Belanda pun berlari menjauh dari serangan para pejuang. Sesosok pria mengenakan pakaian Jenderal Soedirman, lengkap dengan blangkon khasnya, terlihat memasuki lokasi drama sambil ditandu.
Sambil berjalan berjingkat-jingkat membawa tongkat, pria itu kemudian turun dari tandu. Drama tersebut berakhir dengan kontak senjata dan pertempuran jarak dekat antara pasukan penjajah dengan para pejuang.
Pada akhir cerita tersebut, para pejuang berhasil mengibarkan bendera Merah Putih. Tepuk tangan masyarakat yang menyaksikan pementasan drama yang menjadi cikal bakal berdirinya TNI itu pun berakhir.
Peringatan HUT ke-70 TNI di wilayah Komando Daeram Militer XII/Tanjungpura dipusatkan di halaman Mapomdam, Jalan Rahadi Usman, Pontianak.
Peringatan tersebut diikuti oleh semua kesatuan yang mewakili setiap angkatan yang ada di wilayah Kodam XI/Tanjungpura. Ratusan masyarakat juga terlihat hadir menyaksikan peringatan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.