Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal Dekat Kantor Bupati Cirebon, 20 Tahun Warga Tak Punya Listrik

Kompas.com - 16/09/2015, 18:01 WIB
Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat selama 20 tahun terakhir harus rela hidup dalam gulita karena kediaman mereka belum mendapatkan aliran listrik. Ironisnya, beberapa warga ini tinggal hanya sekitar 100 meter dari Kantor Bupati Cirebon.

Secara total terdapat tujuh rumah di Blok Cikuya, Desa Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon ini yang selama dua dekade terakhir tidak bisa menikmati benderangnya lampu listrik di malam hari.

Pasangan suami istri Idris (60) dan Siti Khaeriyah (50) adalah penghuni satu dari tujuh rumah tak berlistrik itu. Kala malam tiba, Idris harus menyalakan cempor atau damar demi sedikit cahaya di kegelapan malam.

Tak jarang Idris harus rela bergelap-gelap di malam hari karena dia tak mendapatkan minyak tanah yang bisa digunakan untuk menyalakan api.

"Sekarang minyak tanah mahal dan sudah langka. Sering kami tak dapat minyak tanah, jadi malam hari benar-benar gelap gulita dan tak bisa beraktivitas," ujar Idris saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Selasa (15/9/2015) malam.

Idris dan warga lainnya bukannya berpangku tangan dan pasrah menerima nasib tak mendapatkan aliran listrik. Sudah berulang kali Idris mengadukan masalah ini ke pemerintah dan berulang kali pula dia hanya menerima janji yang hingga kini belum terpenuhi.

Pernah satu kali Idris menanyakan soal pemasangan listrik ke PLN setempat. Namun, keinginan untuk mendapatkan sambungan listrik sirna karena Idris harus menyiapkan uang Rp 5 juta.

Uang sebesar itu sangat besar bagi Idris dan Siti yang hanya berprofesi sebagai buruh tani yang hanya mendapatkan upah jika mereka bekerja memanen padi.

“Tidak ada penghasilan lain. Saya dengan istri hanya menjadi buruh tani. itupun kalau ada yang memakai tenaga kami. Kalau tidak, ya sudah, pengangguran,” kata bapak enam anak itu.

Idris mengatakan, sekali panen dia bisa mendapatkan uang antara Rp 1-2 juta. Sayangnya, uang tersebut dibayarkan pemilik lahan empat bulan sekali.

Minimnya penghasilan ditambah janji-janji pemerintah yang tak kunjung terealisasi membuat Idris kini hanya bisa bersabar.

"Memang para petugas desa sering datang ke sini, mereka survey, minta KTP dan KK dan banyak tanya  Tapi sampai sekarang tidak pernah terbukti dan hanya meminta sabar dan berdoa saja," tambah Idris.

Kondisi serupa juga dialami Sari (38), janda beranak satu, tetangga Idris. Tanpa listrik, membuat putranya Muhammad Ridho (15) dan keponakannya, Rotiah (5), belajar di tengah kegelapan malam.

“Mau bagaimana lagi Mas. Orang saya tidak punya apa-apa. Jangankan buat bayar beli listrik lima juta, buat sehari-hari saja sulit,” kata Sari kepada Kompas.com.

Putra Sari, Ridho yang kini duduk di kelas dua SMP Babakan mengaku kesulitan belajar tanpa diterangi lampu, sehingga tak jarang matanya sakit akibat minimnya penerangan.

Kondisi ini membuat Idris, Sari dan beberapa warga Blok Cikuya lain yang belum menikmati aliran listrik meminta kepada Bupati Cirebon mendengar keluhan mereka.

Sementara itu, Lurah Sumber, Budi Kuswara membenarkan kondisi tanpa listrik yang dialami sebagian warganya. Bahkan, lanjut Budi, terdapat 52 kepala keluarga yang kediamannya belum mendapatkan pasokan listrik.

“Hari ini, kami berusaha membuat laporan dan langsung mengirimkan proposalnya ke PLN untuk mendapatkan program pemasangan listrik gratis,” katanya saat ditemui di kantor Lurah Sumber, Rabu pagi, (16/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com