Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aksi Balas Dendam Prajurit TNI dengan Polisi Jangan Dikaitkan dengan Institusi"

Kompas.com - 10/08/2015, 15:21 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Rentetan kasus aksi balas dendam antara anggota TNI dan Polri di Sulawesi Selatan memaksa kedua institusi itu bekerja sama untuk meredam dampak buruk yang mungkin berlanjut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulselbar, Komisaris Besar F Barung Mangera, Senin (10/8/2015) mengatakan, Polri dan TNI saat ini terus menjalin kerjasama, termasuk untuk menuntaskan dua perkara di Kabupaten Gowa, terkait konflik anggota TNI dengan Polri.

"Nantinya hubungan ini menjadi hubungan emosional dalam arti kedua institusi ini saling memerlukan," kata Barung.

Sementara itu, menanggapi hal yang sama Kepala Penerangan Kodam VII Wirabuana (Kapendam) Kolonel I Made Sutia, dalam kesempatan terpisah, mengatakan, rentetan kasus yang terjadi di Sulsel tidak berkaitan dengan institusi. Menurut Sutia, kejadian itu hanya dilakukan oleh segelintir anggota TNI maupun Polri.  "Ya jangan bawa institusi ya. Itu ulah segelintir oknum saja," kata Sutia lewat pesan singkatnya.

Sejauh ini, TNI-Polri melakukan aksi pengungkapan dan pencegahan meluasnya kasus di Lapangan Syekh Yusuf dan Bundaran Samata, Kabupaten Gowa. Perencanaan aksi itu ditandatangani oleh Asisten Operasi Kodam VII Wirabuana, Kolonel Arkamelvi Karmani.

Sebelumnya diberitakan, seorang anggota Batalion 726/TML Praka Hasbullah, menjadi korban pengeroyokan anggota Brimob Detasemen A Polda Sulselbar. Selanjutnya, kedua Polisi lalulintas Polda Sulselbar yang menjadi sasaran balas dendam di Dusun Karamaka, Desa Bantimanurung, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Senin (15/6/2015) sekitar pukul 22.15 Wita. 

Peristiwa tersebut bermula ketika Praka Hasbullah melintas di lokasi kejadian seusai menghadiri pesta pernikahan temannya, Pratu Yahya, di Desa Togo-togo, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, sekitar pukul 17.40 Wita. Mobil yang ditumpangi anggota Brimob itu menyenggol motor Praka Hasbullah.

Di situ, adu mulut sempat terjadi hingga anggota Brimob Detasemen A Polda Sulselbar melakukan pemukulan dan pengeroyokan menggunakan double stick. Setelah melakukan pemukulan dan pengeroyokan, anggota Brimob tersebut langsung meninggalkan lokasi kejadian.

Tidak terima dengan perlakuan anggota Brimob, Praka Hasbullah langsung menghubungi rekannya yang berada di Batalion 726/TML via telepon.  Sekitar 40 menit kemudian, 30 anggota Yonif 726/TML datang berboncengan sepeda motor sambil membawa parang, badik, dan tongkat untuk mencari pelaku.

Namun, anggota Brimob tersebut tidak ditemukan. Sekitar pukul 22.10 Wita, anggota Batalion 726/TML mendatangi pos polantas dan menanyakan keberadaan anggota Brimob yang telah mengeroyok Praka Hasbullah. (Baca: Benarkah 20 Prajurit Kostrad yang Membunuh Satu Polisi di Gowa?)

Salah seorang di antaranya lalu memukul kedua anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jeneponto, Brigadir Santono dan Brigadir Usman yang merupakan piket malam. Kebetulan pada saat itu anggota Kodim 1425/Jeneponto, Pembantu Letnan Dua (Pelda) Sudirman, sedang berada di sekitar lokasi kejadian dan melihat anggota Satlantas Polres Jeneponto dikeroyok.

Sudirman pun berusaha melerai, tetapi malah menjadi sasaran pemukulan. Akibatnya, Brigadir Santono mengalami luka terbuka pada bibir akibat hantaman benda tumpul dan bengkak pada kepala. Brigadir Usman mengalami luka terbuka di belakang telinga dan bengkak pada kepala, sedangkan Pelda Sudirman bengkak pada pelipis sebelah kanan serta bengkak pada dagu.

Peristiwa kedua, anggota Polres Gowa yang melakukan pengamanan di sekitar Bundaran Samata, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa diserang oleh sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK), Kamis (2/7/2015) dinihari. (Baca: Seorang Polisi Tewas Diserang Puluhan Pria Bersenjata)

Satu anggota polisi tewas dan dua anggota lainnya luka-luka. Brigpol Irvanuddin tewas. Sedangkan dua anggota lainnya yang terluka yakni, Brigpol Mus Mus Muliadi dan Bripda Usman menderita luka-luka. (Baca: Tim Investigasi Periksa Rekaman CCTV Penyerangan Anggota TNI)

Penyerangan itu terjadi, ketika lima anggota Sabhara Polres Gowa melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian. Tiba-tiba, dari arah Pattallassang, Kabupaten Gowa datang empat mobil diduga Avanza dan Xenia berwarna hitam dan merah yang ditumpangi 20 orang.

Ke 20 orang itu langsung menyerang anggota polisi dengan menggunakan parang. Setelah melakukan penyerangan dan mengeroyok anggota Polres Gowa, para pelaku langsung kabur mengarah Jalan Hertasning, Makassar. (Baca: Ditemukan Selongsong Peluru di Lokasi Penyerangan Polisi di Gowa)

Insiden berdarah ketiga terjadi di Lapangan Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Minggu (12/7/2015). Saat itu, dua anggota Kostrad, Prajurit Satu Aspin dan Prajurit Satu Faturahman tengah ngobrol. Tiba-tiba, sekelompok orang tak dikenal menyerang mereka secara brutal.

Keduanya sempat ditanyai identitasnya, apakah polisi atau tentara. Setelah itu, mereka lantas dibacok. Aspin dan Faturahman mulanya dilarikan ke Rumah Sakit Syekh Yusuf yang terletak tak jauh dari TKP. Karena kondisinya memburuk, Aspin dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Berselang beberapa jam, pemuda itu tewas dengan luka bacok pada dada kiri. Sementara, Faturahman yang menderita luka tikam pada perut masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pelamonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com