Dia mengaku tidak setuju dengan pelaksanaan MOS yang berbau perpeloncoan karena kerap berujung pada kekerasan fisik.
"MOS harus lebih edukatif. Sudah lewat masa perpeloncoan fisik. Itu warisan jadul (zaman dulu)," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, seusai Halal bi Halal di Balai Kota Bandung, Senin (27/7/2015).
Emil akan memastikan kepada Kadisdik bahwa tidak akan ada perpeloncoan di Kota Bandung karena Kota Bandung diharapkan bisa menjadi percontohan.
Dia mengungkapkan, saat ini MOS harus fokus pada peningkatan pendidikan karakter. MOS juga harus menjamin membuat siswa lebih baik, misalnya sopan santun siswa meningkat, jangan hanya jadi kultur saja.
Menurut Emil, percakapan antarpelajar di media sosial terbilang kasar tanpa rasa tersinggung. Bahkan dia pernah menerima laporan dari seorang pelajar lewat medsosnya. Siswa tersebut memberikan apresiasi pada dirinya dengan kata-kata yang kasar.
"Pak aing mah bahagia loh pak, Alun-alun jadi alus (Pak, saya bahagia, Alun-Alun jadi bagus). Iya, ceuk saya teh bari keuheul. Maksudnya baik, tapi bahasa pilihannya kurang bagus," ucap Emil.
Salah satu yang menjalankan MOS adalah SMKN 2 Bandung. Sebelum menjalankan MOS, sekolah tersebut menggelar shalat bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.