Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangdam dan Kapolda Minta Berbagai Tokoh di Kalimantan Jaga Kerukunan

Kompas.com - 22/07/2015, 22:13 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Ratusan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama berkumpul menghadiri halalbihalal dan silaturahim di Markas Kodam VI Mulawarman di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/7/2015). Turut hadir dalam pertemuan itu juga sejumlah kepala daerah provinsi Kaltim, Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.

Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono mengatakan, pertemuan seluruh tokoh dalam halalbihalal ini sekaligus mengingatkan agar semua pihak tetap dewasa dalam menyikapi persoalan di negeri ini, termasuk pasca-insiden Tolikara. Benny berharap para pimpinan daerah dan tokoh terus menularkan ketenteraman di antara warga yang dipimpinnya.

“Kita yang berada di luar (yang tidak terkait insiden Tolikara) harus menjaga, tidak terpancing, tidak mudah terprovokasi dari pemberitaan dan media sosial, dan tetap jaga wilayah kita. Forum seperti ini sangat baik dalam mengendalikan wilayah masing-masing. Kita samakan persepsi, karena motornya itu kita sendiri,” kata Benny.

Pertemuan ini dihadiri seluruh pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan tokoh agama serta tokoh masyrakat di Kaltim, Kaltara dan Kalsel. Hadir juga Kapolda Kaltim Irjen Pol Andayono dan Kapolda Kalsel Brigjen Pol Agung Mudi Maryoto, dan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Selain itu juga hadir perwakilan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).

Benny mengaku bersyukur kondisi Kalimantan pada umumnya kondusif dan tidak terpancing pasca-insiden Tolikara. Menurut dia, hal ini modal bagi negara dalam menghadapi persoalan bangsa yang lebih besar di masa depan.

Benny mengungkapkan, Indonesia sejatinya menghadapi banyak tantangan lain lantaran memiliki kekayaan sumber daya alam dan hayati. Kekayaan itu bisa menjadi incaran banyak pihak, sementara masyarakat Indonesia ini cepat maupun lambat akan merasakannya.

“Jumlah manusia terus bertambah, tidak seimbang dengan pertumbuhan kesehatan dan kesejahteraan. Kita memiliki air, sumber hayati, udara, dan SDA. Perang ke depan memperebutkan ini,” kata Benny.

Dengan kondisi itu, ancaman bagi negeri ini cukup besar. Terlebih, ancaman bisa saja masuk lewat beragam isu dan ideologi, mengingat negeri ini terbangun oleh keragaman 1.128 suku dengan 750 bahasa. Ia pun berharap seluruh kepala daerah dan tokoh masyarakat, adat, dan agama untuk bisa mengendalikan kelompoknya dan tidak terpancing situasi dan menyebabkan perpecahan antarwarga.

Kapolda Kaltim, Irjen Pol Andayono, yang juga hadir dalam silaturahmi itu menginginkan hal serupa. Ia berharap Kalimantan tetap terus kondusif. Untuk mewujudkannya, kata Andayono, seluruh lapisan di negeri ini sejatinya mampu, dan tidak perlu belajar dari siapapun dan negara manapun.

“Masa seperti ini harus belajar dari Singapura,” kata Andayono. S

ingapura negara sangat teratur. Warganya mematuhi dan menghargai peraturan yang ada dan menyebabkan tindakan kriminal rendah di negara itu.

"Kencing di sembarang tempat saja berurusan dengan polisi. Berurusan dengan polisi sana itu sangat sulit,” kata Andayono.

Andayono meyakini kerukunan antar kelompok masyarakat, adat, dan keagamaan di Kalimantan pada umumnya sudah terbangun baik. Hadirnya seluruh tokoh yang hadir dan mewakili elemen-masing-masing menjadi bukti semua pihak bertekad dan bersemangat untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Jadi kalau sudah Pangdam, Kapolda, kepala daerah, dan semua tokoh menyatukan persepsi tetapi masih saja ada kejadian, itu namanya keterlaluan,” kata Andayono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com