Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU Minta Mendagri Tegur Bupati Tolikara

Kompas.com - 20/07/2015, 07:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah meminta para kader NU di Kabupaten Tolikara, Papua, untuk membantu umat Islam di daerah itu pascakerusuhan saat Idul Fitri, Jumat (17/7/2015).

"Bantuan tersebut bertujuan untuk memulihkan perasaan masyarakat Muslim setempat, terutama dari trauma dan takut, serta membantu dalam proses pemulihan situasi dan kondisi," kata Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf ketika dihubungi di Jakarta, Senin (20/7/2015), seperti dikutip Antara.

Pihaknya tidak akan mengerahkan simpatisan ke lokasi insiden kekerasan massa yang terjadi di Kabupaten Tolikara itu.

"Kami tidak menggerakkan orang untuk ke sana karena di Tolikara sudah ada kader NU yang berasal dari pondok pesantren di Tolikara," katanya.

Terkait upaya mediasi yang akan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada Senin (20/7) dan Selasa (21/7), Slamet Effendy meminta pemerintah melalui Kemendagri menegur Bupati Tolikara atas insiden yang terjadi.

Dia berpendapat bahwa seorang bupati seharusnya memiliki tanggung jawab memelihara kerukunan antarumat beragama sebagai fondasi kesatuan bangsa dan negara.

Menurut Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, kerusuhan tersebut disesalkan karena merusak kerukunan yang selama ini dibina, khususnya umat Islam dan Kristen.

Dia juga berpendapat bahwa tindakan itu bukan spontanitas, melainkan terencana dari kelompok tertentu yang melarang kegiatan shalat Id. Padahal, tidak ada otoritas apapun yang melarang penyelenggaraannya.

"Sudah jelas dan berdasarkan Pancasila bahwa tidak ada satu daerah pun di Indonesia yang melarang melaksanakan ibadah suatu umat agama," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor 1985-1995 itu.

Slamet Effendy juga mengimbau kepada umat muslim di seluruh Indonesia untuk menahan diri dan memberi kepercayaan penuh terhadap aparat keamanan dalam menangani masalah tersebut.

"Ini memang sangat menyakitkan umat Islam, tapi jangan sampai terpancing, apalagi melakukan pembalasan. Jangan sampai kebrutalan dibalas kebrutalan karena agama manapun melarangnya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com