Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Relokasi, Ratusan Warga Kawasan Tahura Demo

Kompas.com - 28/05/2015, 17:00 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com
- Ratusan warga yang bermukim di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, Kelurahan Punggaloba, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berunjuk rasa di kantor Dinas Kehutanan (Dishut) dan DPRD setempat, Kamis (28/5/2015).

Warga yang menamakan diri Forum Masyarakat Puncak Punggaloba menolak relokasi yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sultra dalam waktu dekat. Koordinator aksi La Ode Budiman mengatakan, warga menolak relokasi di kawasan konservasi karena pemerintah provinsi dinilai diskriminatif terhadap warga Punggaloba.

"Masyarakat hanya menjadi korban kebijakan pemerintah, sebab tak hanya warga puncak Punggaloba yang mendiami kawasan Tahura. Ada 17 titik di lokasi yang sama juga ditinggali warga, kenapa hanya warga puncak Punggaloba yang harus digusur," kata Budiman di kantor Dishut Sultra.

Dia juga mencurigai ada kepentingan pemerintah dan pengusaha dibalik rencana relokasi masyarakat puncak Punggaloba di kawasan Tahura itu.

"Harga mati, kami tolak tidak mau dipindahkan dari lokasi itu. Karena jangan sampai ada kepentingan investor untuk mengelola kawasan tahura, sebab bagian depan puncak Punggaloba ada hotel milik Tommy Winata, jadi kita duga akan dikelola untuk obyek wisata hutan," ungkapnya.

Pemerintah, lanjut Budiman, sudah mengakui warga untuk tinggal di puncak Punggaloba. Hal itu dibuktikan dengan pemberian KTP, kartu keluarga dan sudah ada tiang listrik serta warga ikut pada setiap pemilu maupun pilkada.

"Kami bukan warga ilegal, bahkan gubernur Sultra Nur Alam waktu kampanye pilgub berjanji akan memperjuangkan warga agar tetap tinggal di puncak Punggaloba. Akhir dia menang di sana, sekarang gubernur mau gusur kiita jelas kami melawan," terangnya.

Aksi unjuk rasa tidak hanya diikuti para pria, ibu-ibu membawa serta anak-anaknya. Misrawati (45), salah seorang ibu yang ikut turun ke jalan, menjelaskan, mereka sudah tinggal di Tahura hampir 20 tahun.

"Bulan lalu gubernur mendatangi kami dan meminta untuk mengosongkan puncak Punggaloba dan kami kata gubernur akan dipindahkan ke daerah Purirano. Kami khawatir nanti tanahnya bermasalah lagi, sudah bangun rumah tiba-tiba digusur lagi," terangnya.

Anggota DPRD Sultra Suwandi yang menerima warga, berjanji akan mengundang semua pihak yang terkait dengan masalah tersebut.

"Kami akan agendakan pertemuan dengan pemprov, dan saudara-saudara untuk mencari solusi terbaik buat kita semua. Sekarang ini saya tidak bisa memberikan kesimpulan, karena saya anggota dewan masuk masa reses," kata Suwandi di hadapan ratusan warga.

Ratusan warga puncak Punggaloba kemudian membubarkan diri dengan tertib dan berjanji akan turun jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com