Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nyari Gas Kayak Nyari Makamnya Osama Bin Laden"

Kompas.com - 20/05/2015, 18:42 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Warga di sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kilogram beberapa hari terakhir. Sebagian warga bahkan "berburu" gas bersubsidi itu hingga ke luar Kabupaten Magelang, ada pula yang kembali beralih menggunakan bahan bakar kayu.

Seperti dialami Mura Aristina, warga Dusun Bumen, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Sejak 20 hari terakhir Mura dan warga lainnya terpaksa beralih menggunakan kayu bakar untuk ativitas memasak sehari-hari lantaran sulitnya memperoleh gas LPG tersebut.

"Nyari gas (LPG) saja seperti nyari makamnya Osama Bin Laden, sulitnya minta ampun. Terpaksa sekarang pakai kayu buat masak sehari-hari," ucap Mura, Rabu (20/5/2015).

Mura mengaku sudah berulang kali mencari gas hingga luar Kecamatan Borobudur. Namun hasilnya nihil, sejumlah agen maupun toko yang didatanginya selalu kosong alias kehabisan gas melon itu. Bahkan, jika ada, dia harus beradu cepat dengan pembeli lain agar tidak kehabisan.

“Saya sempat stres nyari gas, enggak dapat-dapat. Kalau pun dapat, harganya mahal sampai Rp 20.000 per tabung,” ungkap Mura lagi.

Hal serupa dialami Nur Rigta, warga Dusun Tlogosari, Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Untuk mendapatkan gas tersebut, Nur rela mencarinya hingga ke Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, meski dengan harga yang mencapi Rp 22.000 per tabung.

"Kalau begini terus, jujur kami kerepotan. Kami harus menahan lapar karena harus cari gas dulu yang jaraknya cukup jauh. Kami tidak terbiasa pakai kayu bakar,” keluh Nur.

Baik Mura maupun Nur sangat berharap pemerintah bisa segera memantau peredaran gas tersebut agar jangan sampai ada dugaan penimbunan yang menyebabkan rakyat kecil menjadi tambah sengsara di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit ini.

Panic buying

Sementara itu, Anang Kusbandiyarto, kepala Bidang Pendistribusian dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan dan Pasar (Disdagsar) Kabupaten Magelang, mengakui kelangkaan gas di wilayah ini memang sudah memasuki tahap kronis karena beberapa faktor. Anang menyebutkan, faktor pertama kelangkaan gas disebabkan penambahan jumlah pangkalan oleh Pertamina hingga 100 persen. Lalu ada kepanikan dari masyarakat (panic buying) yang khawatir tidak kebagian jatah gas.

"Masyarakat panik, takut tidak dapat gas, akhirnya ada (warga) yang beli lebih dari satu tabung sebagai cadangan. Akibatnya stok gas di agen cepat habis," jelas Anang, dikonfirmasi terpisah.

Menurut Anang, kondisi ini akan kembali pulih. Pertamina juga telah melakukan operasi pasar di empat kecamatan di Kabupaten Magelang yang dinilai masih langka. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik karena sejauh ini jumlah pasokan gas tidak dikurangi.

"Stok gas LPG 3 kilogram di sini (Kabupaten Magelang) masih berkisar 600.000 - 700.000 tabung," pungkas Anang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com