Namun, pembimbing rohani Dili, Rina, yang juga pendiri Yayasan Gita Eklesia, membantah tegas video itu sebagai pesan terakhir Dili. "Itu bukan last message-nya Dili. Itu video diambil tahun 2008. Dapat dari mana saya tidak tahu," kata Rina, Rabu (29/4/2015).
Yayasan Gita Eklesia, menurut Rina, mendampingi Dili selama di Lapas Nusakambangan sejak tahun 2004. Selain bimbingan rohani, Dili juga mendapatkan pelatihan keterampilan, termasuk membantu Dili menemukan bakatnya dalam menciptakan lagu.
Karya-karya Dili itu bahkan sudah terkodifikasi ke dalam tiga album berbentuk kepingan cakram digital. "Ada tiga album, yaitu 'God Bless Indonesia', 'God You Know', dan 'Never be Afraid'. Dia suka reggae dan dia menciptakan lagu. Selain itu, dia juga terampil membuat kerajinan tangan," ujar Rina.
Dalam pertemuan terakhirnya menjelang eksekusi, diceritakan Rina, Dili sangat berterima kasih karena diperlakukan sangat baik di dalam lapas. Dia juga berterima kasih telah dipertemukan dengan anak-anak dari Eklesia yang telah banyak membimbingnya ke jalan Tuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.