Menurut Retno, adik Eri, Kamis (23/4/2015), proses pemulangan jenazah hanya dikawal agen yang memberangkatkannya. "Proses pengembaliannya juga sangat cepat. Saya mendapat kabar bahwa kakak saya ini meninggal pada Selasa (21/4/2015), kemudian Rabu malamnya sudah tiba di Bandara Radin Intan II," kata dia.
Berdasarkan keterangan majikan Eri di Kuala Lumpur, kematian terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului dengan keluhan sakit. "Namun, pada Selasa malam itu, setelah mandi, kemudian shalat, kakak saya ini mendadak pingsan. Belum sempat dibawa ke rumah sakit sudah tidak bernyawa," ujar Retno menirukan perkataan majikan kakaknya itu.
Kepulangan jenazah Eri, kata Retno, juga tidak dilengkapi dokumen apa pun, hanya peti jenazah beserta pakaian milik Eri. "Yang menjadi penyesalan keluarga, kami hanya membuka bagian wajahnya saja saat tiba di rumah. Kami tidak melihat secara keseluruhan apakah ada luka-luka atau tidak. Kami tidak menerima selembar keterangan medis," ujar dia lagi.
Eri Wijiningsih berangkat ke Kuala Lumpur sekitar enam bulan lalu. Selama tiga bulan, Eri rajin berkomunikasi dengan keluarga. Dia sempat menceritakan bahwa kondisinya baik-baik saja. Namun, tiga bulan menjelang tutup usia, pihak keluarga kehilangan komunikasi dan akhirnya menerima kabar bahwa Eri meninggal tanpa keterangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.