Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Tusuk Perut Pak Suwandi hingga Tewas"

Kompas.com - 08/04/2015, 15:47 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Tangis keluarga Suwandi pecah mengiringi proses rekonstruksi yang digelar aparat kepolisian Polres Malang di Mapolres Malang, Rabu (8/4/2015). Suwandi adalah korban perampokan yang terbunuh dengan luka tusuk di perut.

"Saya tusuk perutnya Pak Suwandi hingga tewas. Karena dia melawan dan dia yang lebih dulu membacok saya di bagian kaki dan kepala bagian kanan," kata Haryanto, salah satu tersangka saat rekonstruksi berlangsung.

Kakak beradik, Haryanto dan Sugianto pada bulan Februari lalu merampok di rumah Suwandi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Dalam perampokan itu, Suwandi terbunuh. Saat para pelaku masuk ke rumah, ternyata Suwandi sudah mengetahui keberadaan Sugianto dan Haryanto. "Melihat saya di dalam rumah, dia membawa celurit dan langsung melawan membacok saya berdua. Saya bisa menghindar," kata Haryanto.

Haryanto dan Suwandi lalu terlibat perkelahian di dalam rumah. Suwandi kalah dan tertusuk di perut. Melihat Suwandi tewas, kedua pelaku langsung kabur, dengan membawa sepeda motor milik Suwandi.

Pihak keluarga Suwandi yang menyaksikan rekonstruksi itu mengaku tidak puas dan sempat melontarkan protes. Mereka merasa, banyak fakta yang tidak terungkap. "Yang membuka pintu kamar itu bukan korban. Tapi pelaku," kata isteri pertama korban Siti Fatimah yang ditemui usai rekonstruksi.

"Saya terharu atas kematian ini. Walau saya sudah cerai dengan, dia tetap suami saya dan bapak dari anak-anak saya. Yang jelas ada kejanggalan dalam rekonstruksi tadi itu," kata Siti sambil mengusap air mata.

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat mengaku sangat memahami perasaan keluarga korban. "Protes keluarga sudah pasti ada. Kalau dinilai kurang, itu kan hak keluarga. Namun kita tidak mungkin mengarahkan tersangka," kata dia.

Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 365 ayat (3) dan (4) KUHP. "Ancamannya 15 tahun penjara," tegas Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com