Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uskup Mandagi: Orang Baik Jangan Bungkam

Kompas.com - 06/04/2015, 17:50 WIB

AMBON, KOMPAS — Perayaan Paskah pada Minggu (5/4) di berbagai daerah di Indonesia berjalan lancar. Umat Kristiani menjalankan ibadat dengan tenang dan nyaman. Bahkan, mereka diingatkan untuk menjadikan perayaan tersebut sebagai momentum untuk memperbaharui diri guna meningkatkan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan keselamatan umat manusia.

Dalam khotbah misa di Gereja Katedral Ambon, Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi MSC menegaskan, umat Katolik harus berani mewartakan kabar kebenaran dan kabar sukacita. Dalam kehidupan nyata, masih ada banyak orang tidak berani memperjuangkan dan mengungkapkan kebenaran. "Kehancuran terjadi karena banyak orang baik memilih bungkam. Itu terjadi karena orang baik itu takut kehilangan jabatan," kata Mandagi.

Di Kupang, pendeta Jack Karmany di Gereja Masehi Injili di Timor Maranatha, dalam khotbah Minggu Paskah, mengatakan, kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus tidak sekadar diperingati sebagai bagian seremonial keagamaan. Kisah itu harus membangkitkan semangat baru sebagai kaum beriman yang hidup dalam negara yang dilandasi UUD 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Pesan Paskah ini, yakni kita diajak untuk membangun hidup baru, dalam semangat baru, yakni pembebasan dari narkoba dan HIV/AIDS yang menjadi musuh bersama. Kepada generasi muda yang selama ini masih hidup dalam kegemerlapan narkoba dan menjalani seks bebas yang beresiko pada penularan HIV/AIDS, hendaknya kembali ke jalan yang benar," katanya.

Kepala Bidang Humas Polda NTT Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Sentosa menegaskan, perayaan Paskah di NTT secara keseluruhan berlangsung aman dan tertib. Pengamanan di gereja-gereja sesuai prosedur.

"Tidak ada laporan mengenai gangguan keamanan selama perayaan Paskah, termasuk peringatan Jumat Agung di Larantuka. Sebelumnya, banyak isu beredar bakal terjadi gangguan keamanan di Larantuka, tetapi semua itu hanya isu. Masyarakat lebih percaya kepada aparat keamanan dibanding isu-isu yang berkembang," kata Sentosa.

Romo Antonius Widiatmoko OMI, dalam misa di Gereja Santa Regina Pacis, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu malam mengingatkan, manusia sering hanyut dalam masalah dan kegelapan, dan merasa tak bakal ada solusi. "Masalah yang berkaitan dengan finansial, pekerjaan, relasi, rumah tangga, dan seterusnya, membuat kita berpikiran seolah tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Saat itulah kita sampai pada keputusasaan, memasuki kegelapan yang sungguh-sungguh gelap," ujarnya.

Sebenarnya, saat-saat berat itulah Yesus Kristus hadir menyapa dalam hati dan membuka solusi. Namun, manusia malah lupa melihat itu karena jiwanya beku, dan terlalu hanyut dalam masalah. Bahkan sebagian mencari jalan pintas, seperti bunuh diri, hingga mengonsumsi obat terlarang.

Padahal, itu justru menambah masalah karena hanya solusi palsu dan ketenangan sesaat. Ini juga tidak selaras dengan Paskah yang bermakna merayakan karya keagungan Allah dengan memperbarui hidup. Manusia diinginkan peka. "Setelah Paskah, kita perlu melakukan sesuatu yang bermanfaat, baik dalam lingkup komunitas, pekerjaan, maupun keluarga," katanya. (FRN/KOR/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com