Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Siswi Madrasah yang Dicabuli Kakak Kelas Jalani Tes Kejiwaan

Kompas.com - 24/03/2015, 12:49 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com
- Seorang siswi kelas XI di sebuah madrasah di Kabupaten Magelang menjalani serangkaian pemeriksaan kejiwaan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja (Ikeswari), kompleks Rumah Sakit Jiwa dr Soerojo Magelang.

Remaja berusia 13 tahun itu mengalami trauma berat setelah dicabuli oleh tiga kakak kelasnya sendiri. Menurut Siti (38), sang ibu, anak sulungnya itu enggan kembali bersekolah pasca-peristiwa memilukan itu. Sifat korban yang semula ceria, kini cenderung pemalu dan tertutup.

"Anaknya jadi pemalu, tidak mau keluar rumah apalagi sekolah, padahal semula dia anak yang ceria, dia juga aktif mengikuti kegiatan sekolah. Sebelum kejadian, ia habis latihan voli untuk seleksi kejuaraan voli antar sekolah se-Kabupaten Magelang," ucap Siti, Selasa (24/3/2015).

Siti mengatakan, dirinya terus berupaya untuk memberi semangat pada putrinya itu agar tetap menjalani kehidupan seperti sediakala. Keluarga dan teman-teman sekolah anaknya, lanjut Siti, kerap bergantian datang menjenguk ke rumah untuk memberi dukungan atau sekadar menghiburnya.

"Dia sudah diperiksa dokter psikiater. Kami disuruh (psikiater) untuk terus menjaga mentalnya, diberi kegiatan positif agar dia tidak mudah mengingat peristiwa itu lagi. Bersyukur kondisi fisiknya sudah membaik, mudah-mudahan semua juga membaik," ucap ibu dua anak itu.

Kendati demikian, Siti dan keluarga tetap berharap keadilan ditegakkan dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Siti menuturkan, pasca-musibah itu, mereka langsung mendatangi salah satu pondok pesantren tempat pelaku menimba ilmu agama.

Saat itu, diketahui bahwa perbuatan bejat pelaku utama berinisal YG (14) dibantu dua orang teman lainnya, yakni A (14) dan M (14).

"Pelaku sempat tidak mengakui perbuatannya, namun akhirnya dia mengaku. Ketika saya tanya alasannya, dia diam saja. Tapi yang bikin saya geram, dia mengaku lebih memilih dipenjara seumur hidup daripada bertanggung jawab dan menikahi anak saya karena perbuatannya," ujar Siti menahan marah.

Pihak keluarga pelaku, lanjut Siti, sempat bersedia membiayai sekolah anaknya. Namun, selang satu hari, mereka membatalkannya. Pihaknya pun kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Tegalrejo Senin, 9 Maret lalu. Namun kasus tersebut kini telah dilimpahkan ke Polres Magelang unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) (baca juga: Diperkosa Kakak Kelas, Siswi Madrasah Lapor Polisi).

"Pokoknya kami minta keadilan yang seadil-adilnya. Jangan sampai karena kami orang tidak mampu kemudian hukum tidak memihak kami. Proses hukum harus terus berlanjut," tandas Siti.

Sebelumnya diberitakan, remaja berusia 13 tahun diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh kakak kelasnya, YG (14) dengan dibantu dua orang temannya A (14) dan M (14) di semak-semak perkebunan di Desa Dawung Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang, Minggu 8 Maret 2015 lalu.

Saat berjalan sendirian setelah pulang dari sekolah, tiba-tiba korban dihadang oleh tiga pelaku lalu diseret masuk ke perkebunan dan dicabuli. Dia lalu ditemukan oleh warga dalam kondisi pingsan, sedangkan para pelaku kabur.

Sementara itu, Kasubbag Humas, AKP Edi Sukrisna membenarkan bahwa laporan telah dilimpahkan ke unit PPA Polres Magelang.

"Saat ini masih dalam proses penyidikan," kata Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com