DENPASAR, KOMPAS.com -- Menjelang nyepi, jalur pawai ogoh-ogoh di kota Denpasar ditutup total. Masyarakat yang akan melewati jalur utama dialihkan ke jalan alternatif.
"Ya karena ini jalan digunakan pawai, jadi ya ditutup sepanjang jalur ini. Kurang lebih bisa mencapai lima kilometer. Tapi kalau ogoh-ogohnya sudah lewat, ya bisa, tapi enggak mungkin, ogoh-ogoh banyak," kata Wayan Ardana salah stu pecalang dari Sesetan, Denpasar, Bali, Jumat (20/3/2015).
Masyarakat di sepanjang jalan sudah memadati sejak sore, walaupun arak-arakan dimulai sekitar pukul 20.00 Wita. Musik pengiring bersahutan, baik musik tradisional maupun musik modern.
"Ya senang aja ikut pawai, setahun sekali sih. Sudah biasa muda-mudi ikut pawai, ini kan sebagai kreativitas kami memaknai acara 'Pengrupukan'," kata Putu Suastini, salah satu pemudi dari Denpasar.
Masyarakat cukup tertib saat menonton, begitu pun peserta pawai taat dengan aturan yang tidak melewati desa adat lain. Di samping itu, para pecalang dan aparat kepolisian berjaga untuk bertanggung jawab keamanan wilayah masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.