Kapal itu mengangkut 30 tabung elpiji berukuran 12 kilogram untuk didistribusikan ke Kepulauan Simeulue.
Kepala Operasional SAR Aceh Ibnu Harris mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat tentang hilangnya kontak kapal yang bermuatan tabung elpiji dengan tiga orang awak kapal.
"Berdasarkan laporan, seharusnya kapal boat itu sudah masuk ke pelabuhan di Simeulue, karena kapal ini bertolak dari Pelabuhan Labuhan Haji Aceh Selatan, pada Jumat malam," jelas Harris di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, kapal berbobot 10 Gross Ton (GT) itu berangkat dari pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, untuk mendistribusikan tabung elpiji ke Kepulauan Simeulue. Kapal dilaporkan berangkat sejak Jumat (6/3/2015) malam lalu. Namun hingga Sabtu malam pihak agen elpiji setempat mengaku belum menerima laporan keberadaan kapal boat tersebut.
Pihak SAR Aceh mengaku telah berkoordinasi dengan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan untuk melakukan pencarian. Menggunakan kapal SAR, tim terpadu SAR dan BPBD berangkat melalui pelabuhan Ulee Lhue, Banda Aceh.
"Setelah berkoordinasi dengan BPBD setempat, kita akan memulai pencarian siang ini dan akan menyisir kawasan-kawasan tempat terakhir hilangnya kontak dengan pihak kapal boat," jelas Ibnu Harris.
Sementara itu, distributor tabung elpiji di Simeulue, Ayron mengaku, hingga Senin ini belum menerima tabung elpiji yang seharusnya sudah berada di tokonya.
“Jadi saya juga sudah lapor kepada polisi, angkatan laut, dan tim SAR akan kejadian ini,” ujarnya, Senin.
Diperkirakan hilangnya komunikasi dengan awak kapal diakibatkan cuaca buruk yang terjadi di kawasan perairan Aceh Selatan belakangan ini. Cuaca buruk merupakan dampak buruk bagi pelayaran di Aceh.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh melaporkan kondisi cuaca hujan ringan disertai petir masih terjadi di kawasan pantai barat dan selatan selama sepekan ini. Dengan kecepatan angin 24 - 26 km per jam dan kelembaban mencapai 65-96 persen.