Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Preman Ikut Kawal Demo di Kantornya, Bupati Pamekasan Mengaku Tak Tahu

Kompas.com - 24/02/2015, 18:28 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Jumlah massa yang ikut dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan Satuan Aksi Mahasiswa Revolusi (Samar) di hari kedua di kantor Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (24/2/2015), bertambah banyak.

Bahkan organisasi mahasiswa yang bergabung dalam aksi juga bertambah, yaitu Komunitas Parlemen Jalanan Mahasiswa (Kopajaa) dan Kesatuan Pemuda Anti Korupsi (Kapak).

Aksi kali ini tidak hanya dijaga oleh puluhan anggota Polres Pamekasan, namun juga dijaga oleh beberapa preman berwajah sangar, berkumis tebal, menggunakan jaket kulit berwarna gelap dan kopiah hitam.

Kedatangan preman tak diundang tersebut sempat membuat ketegangan dengan para peserta aksi. Apalagi mereka menebar ancaman akan membuat keributan jika aksi ke kantor Bupati Pamekasan tetap dilanjutkan.

Hamdi Jibril, kordinator aksi, mengaku jika sempat dicegat oleh beberapa preman saat hendak memasuki pintu kantor Bupati Pamekasan. Namun pihaknya tidak menghiraukannya karena tidak punya masalah secara pribadi dengan para preman.

“Tadi saya dihadang orang tak dikenal. Ia bukan aparat kemanan dan juga bukan anggota intel Polres Pamekasan yang sudah biasa dikenal,” ungkap Hamdi.

Merasa mendapat ancaman, aksi tetap berlangsung. Namun massa ditertibkan dengan cara dipisahkan antara peserta aksi dengan orang yang bukan peserta aksi. Hal itu membuat barisan demo terlihat ada dua kubu, antara mahasiswa dengan sekelompok preman.

Terkait kehadiran preman dalam aksi tersebut, Achmad Syafii selaku Bupati mengaku tidak tahu dan tidak mengundang mereka untuk ikut mengamankan aksi. Pihaknya juga tidak memerintahkan para preman itu untuk datang ke kantornya.

“Saya tidak pernah menyuruh, tidak perna memerintahkan mereka. Kalau mereka datang sendiri saya tidah tahu,” kata Syafii saat ditemui setelah aksi.

Syafii menambahkan, memang ada sekelompok masyarakat di Pamekasan yang gerah dengan maraknya demonstrasi di Pamekasan. Apalagi aksi yang dilakukan mahasiswa sering dibumbui dengan kata-kata kasar, hujatan kepada Bupati, dan sampai melakukan perusakan fasilitas kantor Bupati.

“Mungkin karena saya biarkan aksi mahasiswa itu terus belangsung, mereka yang gerah datang sendiri jika ada aksi demonstrasi,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com