Aksi aktivis Ampera ini dimulai dari kantor Polres Majene kemudian melakukan long march ke kantor Bupati Majene. Dalam orasinya, kordinator lapangan Hian Linahdi menuntut agar dugaan pelecehan seksual terhadap honorer berinisial NA oleh oknum anggota DPRD Majene diusut tuntas oleh kepolisian.
Mereka mendesak polisi tidak melindungi pelaku kejahatan asusila meskipun pelakunya adalah pejabat. Sebab, jika tindakan asusila terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan akan muncul korban baru lainnya.
"Kami meminta kepada Polres Majene mengusut tuntas dan mempercepat penyidikan terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD Majene," teriak Hian.
Massa juga mendesak agar bupati agar mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur perilaku pegawai dan pejabatnnya. Jika mereka terlibat tindakan asusila bisa langsung dipecat.
Bupati Majene Kalma Katta saat menerima demonstran di depan kantornya menegaskan pihaknya telah memecat dua pejabatnya yang terlibat kasus asusila. [Baca juga: Dua Pejabat Majene Terlibat Video Mesum Resmi Dicopot]
Mereka, selain mempermalukan korps pegawai, jugamencoreng nama baik Majene sebagai kota agamis. Sementara salah satu pelaku asusila dari legislator, Kalma meminta pendemo melaporkannya ke DPRD dan partai yang bersangkutan.
"Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum DPRD ini telah mencoreng masyarakat Majene, DPRD dan partainya sendiri. Oleh karena itu, kalian (demonstran) bisa melaporkan ke partainya," seru Kalma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.