Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Sakit Jiwa Tewas Melompat dari Pikap Satpol PP

Kompas.com - 04/02/2015, 12:37 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Rusli, warga Jalan Muhammad Hatta, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara itu terlihat tertunduk lesu. Adiknya, Ruslan (33), meninggal setelah melompat dari kendaraan pikap yang ditumpanginya.

Padahal di mobil itu ada dua pengawal dari Dinas Sosial Nunukan yang menjaga keberadaan Ruslan saat dibawa dari Kantor Satuan Polisi Pamong Praja menuju pelabuhan. Sebelumnya, Ruslan, yang diduga mengalami gangguan kejiwaan diamankan oleh aparat Satpol PP karena mengamuk.

Rencananya, Selasa kemarin, Ruslan akan dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Tarakan untuk menjalani perawatan. Saat kejadian itu, Rusli dan salah satu anggota keluarga menunggu di Pelabuhan Liem Hie Jung untuk mengantarkan Ruslan. ”Saya ditelpon saat nunggu di pelabuhan katanya adik melompat,” ujar Rusli, Rabu (4/2/2015).

Lengahnya pengawasan petugas terhadap Ruslan dituding menjadi penyebab tewasnya lelaki penjual tiket KM DC 10 jurusan Nunukan Tarakan ini. Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Nunukan Abdul Karim mengatakan, penggunaan mobil pikap untuk mengangkut orang yang mengalami gangguan jiwa terpaksa dilakukan. Sebab, Disnakertransos tidak memiliki kendaraan tertutup.

”Kita bawa resmi dengan surat tugas. Itu dikawal dua orang kiri kanan. Tapi refleknya cepat. Jenis kendaraannya pikap karena kita tidak punya (kendaraan lain),” ujar Abdul Karim.

Kepergian Ruslan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Jenazah Ruslan sorenya langsung dikuburkan oleh keluarga di pemakaman umum Porsas.

Abdul Karim mengaku tidak melaporkan kecelakan yang merenggut nyawa Ruslan tersebut kepada aparat Kepolisian Resor Nunukan. Sebab, menurut dia insiden itu murni kecelakaan.

“Tindakan pertama kemarin kita selesaikan ke rumah duka dulu setelah dirawat di puskesmas. Untuk santunan kita tidak punya anggaran. Yang kita anggarkan kan untuk pengobatan,” ujar dia.

Sementara itu, keluarga Ruslan mengaku masih syok dengan kecelakaan yang menimpa Ruslan. Rusli mengaku akan meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah daerah atas kecelakaan yang menimpa adiknya.

”Saya masih trauma, ketemu adik seperti itu. Mungkin kita akan minta pertanggungjawaban. Tapi nanti ada adik ipar kita yang akan ngurus itu soalnya saya tidak tahu apa-apa soal mengurus begitu,” ujar Rusli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com