Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Malang: Penangkapan BW, Puncak Pelemahan KPK

Kompas.com - 23/01/2015, 16:56 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Puluhan aktivis antikorupsi di Malang, Jawa Timur menggelar aksi lawan upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan mengecam tindakan Polri yang menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka pemberian keterangan palsu pada sidang MK terkait Pilkada Kotawaringin 2010 lalu.

Aksi "Save KPK" tersebut digelar di depan Balai Kota Malang, Jumat (23/1/2015). Aksi tersebut digelar aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Anti Korupsi Kota Malang (Komak). Komak terdiri dari sejumlah elemen masyarakat seperi Malang Corruption Watch (MCW), Instrans Institute, dan Future Leader Anti Corruption (FLAC).

Aksi tersebut diawali dengan berorasi di depan balai kota dan gedung DPRD Kota Malang. Berbagai spanduk bertuliskan "#SaveKPK" dibawa oleh peserta aksi. Para aktivis juga langsung masuk ke lobi DPRD Kota Malang dan berdialog dengan pimpinan dewan Kota Malang.

Juru bicara Komak, Luthfi J Kurniawan, Jumat, mengatakan, penangkapan terhadap Bambang Widjojanto adalah upaya penggembosan terhadap KPK.

"Di internal Polri ada permainan hukum hingga muncul penetapan status tersangka terhadap Bambang Widjojanto," katanya.

Apa yang dilakukan oleh Bareskrim Polri dengan menangkap Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, kata Luthfi, merupakan indikasi upaya memperlemah agenda pemberantasan korupsi oleh KPK.

Menurut Lutfhi, upaya memperlemah kinerja KPK telah muncul secara masif setelah penetapan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi. Misalnya, munculnya foto editan Ketua KPK Abrahaman Samad hingga mangkirnya lima saksi atas dugaan korupsi Budi Gunawan.

"Puncak dari upaya pelemahan pemberantasan korupsi adalah dengan ditangkapnya Bambang Widjojanto. Makanya kita lawan," tegasnya.  

Jokowi lemah

Dalam kesempatan itu, Lutfhi menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersandera oleh sejumlah elit partai politik. Jokowi hanya menjadi pembantu elit parpol dan tidak memiliki konsep yang jelas atas upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Jokowi lemah di leadership-nya. Terbukti, tidak mampu membereskan berbagai masalah yang terjadi belakangan ini. Jokowi harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini," harapnya.

Di tempat yang sama, aktivis Kompak lainnya, Didit Sholeh, menambahkan, penangkapan Bambang Widjojanto penuh kejanggalan karena sebelumnya, Plt Kapolri menyebut tidak ada penangkapan atas wakil ketua KPK itu.

"Tak lama setelah kasus Budi Gunawan, kemudian Kadiv Humas Polri telah menyebut Bambang Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kesaksian palsu dalam Pilkada Kotawaringin Barat 2010 silam. Jelas di internal Polri ada permainan hukum," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang Arif Wicaksono menyatakan, pihaknya menyerahkan kasus-kasus tersebut ke penegak hukum di Jakarta.

"Kami tidak tahu apakah kasus itu politis atau tidak. Tapi kami menyerahkan penanganannya kepada penegak hukum di Jakarta," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com