Beberapa wilayah telah melaporkan munculnya genangan air, karena hujan di kawasan tersebut yang turun sejak Senin subuh hingga menjelang tengah malam tak juga reda.
"Ketinggian DAS (daerah aliran sungai, red) Tondano saat ini 120 sentimenter. Setiap 10 menit bertambah 10 sentimeter. Ini sudah kategori tidak aman," kata Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan, Senin menjelang tengah malam. Karena itu, dia mengimbau warga yang tinggal di pinggiran sungai untuk mengungsi.
Dari pantauan Kompas.com, sebagian warga yang bermukim di Kelurahan Ternate Tanjung terlihat mulai memindahkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi. Kelurahan ini termasuk wilayah yang parah diterjang banjir bandang pada Januari 2014, yang menewaskan puluhan orang.
Intensitas hujan yang tinggi dan disertai dengan angin kencang juga membuat beberapa wilayah mulai tergenang air. Di Tikala dilaporkan air mulai terlihat tergenang. Demikian pula di Komo Luar. Air juga mengenangi beberapa ruas jalan utama di kota itu.
Cuaca buruk pun telah memaksa pelarangan pelayaran kapal laut ke Nusa Utara. Ketinggian ombak di perairan wilayah ini mencapai tiga meter hingga 4 meter, memaksa beberapa kapal cepat yang terlanjur berlayar pada Senin pagi untuk mencari perlindungan.
Kapal cepat Majesty rute Siau-Manado, misalnya, terpaksa berlindung di Pulau Ruang. "Kami diminta untuk turun dari kapal tadi sore, dan diumumkan kapal batal berangkat. Katanya akan berangkat besok subuh, tapi mau lihat kondisi juga," ujar Stenly, warga Sangihe yang akan berlayar ke Tahuna.
Sementara itu, tiupan angin kencang juga menyebabkan padamnya aliran listrik di beberapa tempat. "Jadi takut dengan kondisi ini," ujar Handayani, warga Tuminting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.