Kepada Fuad, Perwira Seksi Personalia (Pasipers) Kodim Gresik itu sempat bertanya apakah Fuad memiliki anak perempuan. Fuad mengaku punya anak perempuan yang usianya sama seperti sanderanya.
"Saat itu juga dia sempat sejenak memeluk dan mencium pipi sanderanya, lalu kembali pada posisi mengancam sanderanya dengan pisau di depan leher," kata Suwanto seusai menerima penghargaan di Makodam V Brawijaya, Kamis (18/12/2014).
Suwanto mengaku kagum dengan Zahriani Putri Agustin, karena selama disandera, warga Jalan Dewi Sekardadu Gresik itu tidak pernah menangis atau meronta, hanya saja wajahnya terlihat pucat. Fuad maupun sanderanya di dalam ruangan itu juga sempat diberi makan dan minum. Hampir tiga jam, Suwanto bersama Fuad dan sanderanya berada di ruangan Kodim Gresik, Suwanto selalu menunggu saat Fuad lengah, sebaliknya pelaku selalu waspada dengan apa yang dilakukan Suwanto.
"Bahkan lirikan mata saya saja selalu diawasi," terang lulusan Secaba PK 1988 ini.
Dari hasil pembicaraan, Suwanto sempat mengorek alasan Fuad melakukan penyanderaan. Dia menjelaskan, saat itu dia dalam keadaan tertekan karena diancam temannya akan dibunuh karena kalah berjudi, karena itu Fuad meminta perlindungan Kodim. Selama hampir tiga jam itu, kata Suwanto, tidak hanya ketegangan saja yang dirasakan. Beberapa saat dia juga sempat bercanda dengan Fuad.
"Saat itu saya menduduki air kemasan, dia mengira saya takut sampai terkencing-kencing," jelasnya.
Hingga akhirnya pelaku meminta Suwanto mengantarkannya ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Di tengah perjalanan tepatnya di jalan Veteran Gresik, aksi pembebasan sandera dilakukan. Fuad tewas tertembak peluru anggota Polres Gresik, dan Zahriani Putri Agustin berhasil diselamatkan. [Sandera Siswi SD di Depan Kantor Kodim, Fuad Ditembak Mati]