Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Fokus ke Maritim, Jokowi Jangan Lupakan Sungai dan Hutan

Kompas.com - 12/12/2014, 17:17 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com — Gerakan poros maritim yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dinilai tak akan berjalan ampuh tanpa memperhatikan kondisi daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia dan kerusakan hutan.

"Maritim dengan laut sebagai panglimanya merupakan program Presiden, tetapi jangan lupa perhatikan juga wilayah hulu berupa sungai dan hutannya. Jika sungai semua telah tercemar dan hutannya rusak, maka biota laut juga akan hilang. Ini berbahaya," kata Direktur Genesis, Berlian, di Bengkulu, Jumat (12/12/2014).

Di Bengkulu saja, lanjutnya, terdapat 27 DAS, yang 12 di antaranya rusak parah akibat limbah pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, pabrik karet, dan aktivitas pertambangan. Selain itu, hasil investigasinya juga didapat banyak perusahaan pertambangan dan industri lainnya mendirikan pabrik dengan jarak yang berdekatan dengan bibir sungai.

"Dalam UU, harus ada jarak antara bibir sungai dan aktivitas masyarakat dan industri, setidaknya 150 meter. Tetapi, faktanya banyak pabrik berdiri kurang dari 100 meter kenapa mereka tak diingatkan," kata Berlian.

Selain itu, DAS besar tersebut di Bengkulu banyak dimanfaatkan PDAM sebagai bahan baku air minum masyarakat yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Berlian melihat langkah Presiden untuk fokus pada poros maritim, yang tak memperhatikan faktor hulu sumber sungai dan hutan yang bermuara ke laut, akan menjadi sia-sia.

"Berapa banyak racun dan limbah yang dibuang ke sungai lalu bermuara ke laut? Ini sepertinya kurang diperhatikan, laut pasti ikut rusak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com