Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Bantah Korban Tewas dalam Bentrokan Makassar akibat Terlindas "Water Cannon"

Kompas.com - 28/11/2014, 15:28 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Republik Indonesia menegaskan bahwa tewasnya seorang warga dalam bentrok akibat unjuk rasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Makassar bukan karena terlindas mobil meriam air milik Polri. Korban tersebut tewas karena luka di bagian belakang kepala.

"Meninggalnya korban akibat gagal napas karena luka yang diderita korban, jadi korban meninggal bukan karena terlindas," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Agus kemudian menjelaskan hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Wahidin, Makassar, terhadap korban yang diketahui bernama Ary tersebut. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tertelungkup, dan satu gigi tanggal. Selain itu, di bagian belakang kepala, tepatnya di bawah area rambut, terdapat luka sobek sekitar 6 cm yang diduga akibat terkena benda tumpul. "Jadi, itu penjelasan dari pihak forensik, yang tadi sudah dirilis," ucap Agus.

Agus juga mengatakan bahwa Makassar secara umum sudah kondusif pasca-peristiwa tersebut. Agus berharap, kejadian ini tidak terulang.

"Dalam kegiatan penyampaian pendapat di muka umum, ada mekanismenya. Saya harap masyarakat dan mahasiswa bisa memahami," kata Agus.

Sebelumnya, Ary dilaporkan tewas di depan kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (27/11/2014) malam. Ary, yang diduga bergabung dengan mahasiswa untuk berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, dilaporkan tewas tertabrak mobil water cannon milik polisi yang digunakan untuk menyemprotkan air guna membubarkan perlawanan mahasiswa.

Unjuk rasa yang berlangsung pada Kamis sore itu berakhir dengan aksi saling lempar batu antara mahasiswa dibantu warga dan polisi yang dibantu PNS Pemprov Sulsel.

Ary yang menjadi korban tewas dalam peristiwa ini diketahui masih berusia 17 tahun dan merupakan warga Jalan Pampang I. 

Kakak korban, Fatmawati (30), mengatakan, Ary setiap hari mencari nafkah dengan menjadi "Pak Ogah" (menyeberangkan kendaraan) di depan kampus Bosowa 45, Makassar. Arif tewas karena luka di kepalanya.

Meskipun dibantah oleh polisi, keluarga masih menganggap bahwa Ary tewas karena ditabrak mobil water cannon milik polisi. Ayah Ary, Abdul Wahab, bahkan meminta pengemudi kendaraan water cannon untuk segera ditangkap dan diadili.

"Kenapa mesti kau tabrak pakai mobil polisi? Kasihan itu anakku. Saya mau pelaku yang membawa mobil polisi itu segera ditangkap dan diadili," ratap Abdul Wahab di depan jenazah anaknya (baca: "Kenapa Mesti Kau Tabrak Pakai Mobil Polisi? Kasihan Anakku").

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com