"Kejadiannya kemarin itu, Selasa malam. Saya datang ke penambangan ( desa Sumberarum Moyodan Sleman) tidak hujan. Ya sekitar pukul 5 sore," ucap Jamiatno saat ditemui di lokasi, Rabu (26/11/2014) siang.
Setelah tiba, Siswin lantas memakirkan truknya di tepi Sungai Progo sambil menunggu antrean menaikkan pasir. Namun tiba-tiba sekitar pukul 18.00 Wib, para penambang yang ditepi sungai teriak-teriak ada banjir dan langsung memindahkan truk menjauhi sungai.
"Saya diteriaki suruh menepi, tapi ban truk kepater (terjebak). Sudah berusaha tapi tetap tidak bisa gerak, saya dan dua kru langsung lari ke tepi karena air sudah datang," tegasnya.
Pada pukul 18.00 Wib itu, lanjutnya, banjir tidak begitu besar hanya sebatas bagian atas bumper truk. Lalu banjir yang kedua pada pukul 19.00 Wib, volumenya lebih besar sampai mampu menyeret truk.
"Ya mau gimana, mau menarik juga tidak bisa airnya deras. Ya, (saya) hanya melihat truk saya terseret ke bawah. Kira-kira 500 meteran," tandasnya.
Meski truk yang selama ini menjadi salah satu andalan untuk mencari nafkah rusak berat, namun Jamiatno bersyukur dirinya dan tiga kru selamat. Tidak mengalami luka sedikit pun.
"Yang penting diberikan keselamatan sama Yang Maha Kuasa, kalau truk rusak ya alangan," pungkasnya.
Sampai siang ini, satu mobil derek sudah tiba di lokasi untuk mengevakuasi truk pasir dari dalam sungai. Beberapa warga tampak berkumpul ditepi sungai menyaksikan proses evakuasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.