Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Kota Magelang Punya Busana Pengantin Khas

Kompas.com - 25/11/2014, 17:31 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Kota Magelang selama ini belum memiliki busana dan riasan pengantin yang khas. Kebanyakan gaya buasana pengantin di Kota Gethuk ini berkiblat pada Solo atau Yogyakarta serta internasional.

Kondisi tersebut mendorong Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Kota Magelang untuk menciptakan busana dan riasan pengantin khas Kota Magelang.

Ketua HARPI Melati Kota Magelang Ediyati Subroto mengatakan, sudah menjadi arahan HARPI Melati Pusat bahwa setiap daerah harus memiliki busana pengantin khas masing-masing. Lalu pihaknya menggali dari berbagai literatur dan sejumlah observasi untuk menentukan busana pengantin khas Kota Magelang dan berbeda dengan daerah lain.

“Akhirnya kami tentukan busana dan riasan bernama Pengantin Putri Sekar Salekso yang terinspirasi dari kekayaan letak geografis, flora, fauna dan catatan sejarah yang ada di Kota Magelang. Misalnya, pada bentuk paes riasan pengantin putri yang membentuk lengkungan ujung pelok (isi buah mangga),” ungkap Edi dalam seminar dan lokalarya (Semiloka) Tata Rias-Busana Pengantin Daerah Kota Magelang di Hotel Atria Magelang, Selasa (25/11/2014).

Kegiatan Semiloka tersebut sekaligus menjadi pengukuhan secara resmi Pengantin Putri Sekar Selakso. Turut hadir Ketua HARPI Melati Jawa Tengah Djoko Wahjudi beserta segenap anggota dan puluhan peserta se-eks Karesidenan Kedu.

Edi menjelaskan, busana Pengantin Putri Sekar Salekso terinspirasi dari sebuah foto kuno Bupati Magelang pertama, Raden Toemenggoeng Danoeningrat dan istri, yang berpakaian adat lengkap tahun 1871. Foto tersebut diyakini menjadi cikal bakal busana dan riasan khas Kota Magelang.

“Selain itu, dari catatan sejarah, ada tiga prasasti yang bernama Prasasti Poh, Mantiasih dan Girikan yang secara implisit menggambarkan tata rias dan busana kota ini,” imbuh Edi.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang Hartoko mengakui tak mudah menentukan ciri busana pengantin khas Kota Magelang. Dibutuhkan waktu sekitar tiga tahun dari penggalian informasi sampai presentasi di Semiloka ini.

Menurut dia, busana khas Magelang merupakan perpaduan antara Solo dan Yogyakarta, seperti bentuk blankon pada putra dan sunduk mentul bagi putri. Di kain dihadirkan motif gelang rinonce ceplok kantil. Lalu di baju putri tergambar burung Elang Jawa sedang menukik (Wulung Manebo).

“Untuk tata rias pengantin putri, memakai sanggul dengan hiasan tujuh bunga pentul. Tujuh dalam bahasa Jawa disebut pitu, yang memiliki filosofi memohon pitulungan (pertolongan) kepada Tuhan selama mengarungi bahtera rumah tangga,” urai Hartoko.

Namun, Hartoko mengakui, ada beberapa bagian upacara adat perkawinan yang masih memadukan gaya Solo, Yogyakarta dan Semarang. Hal ini tidak lepas dari letak geografis Kota Magelang yang dahulu merupakan tanah perdikan Kesunanan Solo, tapi batas wilayah berdekatan dengan Kesultanan Yogyakarta, Kadipaten Loano Purworejo, Kadipaten Semarang Kiai Pandanarang, dan lainnya.

“Untuk mencari ciri khas cukup sulit, karena perkawinan budaya sangat kental. Contoh di upacara adat perkawinan, sunatan, midodareni dan tingkeban merupakan percampuran antara Solo, Yogyakarta, Semarang dan lainnya,” urai Hartoko.

Hartoko berujar, busana pengantin putri Sekar Salekso akan dikukuhkan dan disahkan melalui Peraturan Wali Kota Magelang. Selanjutnya busana khas ini akan dipatenkan dan disosialisasikan ke masyarakat luas.

Hartoko berharap masyarakat Kota Magelang bisa memakai busana pengantin khas ini, termasuk tata cara pernikahannya, tanpa meninggalkan kearifan lokal, filosofi dan kemudahan penerapan.

“Salah satu upayanya, kita akan pakai busana ini dalam upara Grebeg Gethuk pada puncak peringatah HUT Kota Magelang pada April 2015 mendatang, supaya masyarakat bisa mencontoh,” tandas Hartoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com