Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot: Kami Tak Mau Angkut Penumpang Sampai Tarif Dinaikkan

Kompas.com - 18/11/2014, 12:26 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkutan kota (angkot) berbagai rute dalam Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (18/11/2014) menggelar aksi mogok pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah.

Para sopir berkumpul di alun-alun kota, Jalan Abdullah Silondae, Kendari, mulai pukul 08.00 Wita kemudian menuju kantor walikota Kendari. Pantauan di beberapa ruas jalan dalam Kota Kendari, sopir menurunkan penumpangnya di tengah jalan dan menuju alun-alun kota.

"Kami tidak mau angkut penumpang dulu, sampai ada keputusan pemerintah kota untuk menaikkan tarif retribusi angkot di Kota Kendari," ungkap Agus Salim, koordinator Sopir Angkot Dalam Kota Kendari, Selasa (16/11/2014).

Dia meminta pemerintah kota untuk menaikkan tarif angkot dalam kota sebesar 25 sampai 30 persen.

"Usulan kami ke pemkot Kendari naikkan tarif untuk pelajar dan mahasiswa dari Rp 2.500 menjadi Rp 4.000, penumpang umum dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.000. Karena setelah naik BBM harga bahan pokok juga naik, begitu juga dengan setoran ke pemilik angkot pasti naik ini," katanya.

Agus mengaku, belum berani menaikkan tarif angkot sebelum keluar surat keputusan Walikota Kendari.

"Kalau kita naikkan tanpa ada dasarnya dari pemerintah kota, nanti kita bisa ribut dengan penumpang," tukasnya.

Sementara itu, di hadapan perwakilan sopir angkot, Wakil Wali Kota Kendari, Musadar Mappasomba, menjelaskan bahwa pihaknya akan mengagendakan pertemuan dengan semua unsur terkait.

"Pada intinya kami akan mengambil solusi terbaik untuk saudara-saudara, tetapi kita tunggu dulu keputusan dari Dirjen perhubungan RI. Jika belum penyesuaian tarif, maka Walikota bisa mengeluarkan keputusan," ungkap Musadar di ruangan rapat Pemkot Kendari, Para sopir kemudian melanjutkan aksinya di gedung DPRD Sultra.

Namun, di gedung wakil rakyat itu, para sopir tak berhasil ditemui oleh satupun anggota dewan. Mereka lalu membubarkan diri dengan tertib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com