Duplikat piagam itu diserahkan kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di kompleks Pemprov Jawa Timur dan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Museum Tugu Pahlawan oleh Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo. Indroyono adalah salah satu cucu dari HR Mohammad.
Piagam itu ditandatangani Presiden Joko Widodo saat peringatan Hari Pahlawan di Jakarta pekan lalu. Menurut Indroyono, HR Mohammad adalah satu dari tiga tokoh perang Surabaya pada 10 November 1954, selain Bung Tomo, Residen Soedirman, dan Moestopo.
"Semoga semangat perjuangan beliau masih tetap tumbuh di hati pemuda Surabaya," katanya.
Pengajuan gelar pahlawan bagi HR Mohammad dilakukan Pemkot Surabaya sejak tiga tahun lalu.
"Saat ini, kami masih kumpulkan data untuk mengajukan permohonan gelar pahlawan untuk Muhammad Yasin, salah satu tokoh pejuang dari Surabaya yang juga berperan besar saat perang 10 November," kata Risma.
HR Mohamad Mangoendiprodjo adalah cicit Setjodiwirjo atau Kyai Ngali Muntoha, keturunan Sultan Demak dan Prabu Brawidjaja. Setjodiwirjo bersama-sama Pangeran Diponegoro melawan Belanda, ke daerah Kertosono, Ngawi, dan Banyuwangi di Jawa Timur.
Ketika berusia 38 tahun, dia bergabung menjadi Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Lulus pendidikan, Mohammad ditugaskan sebagai Daidancho atau Komandan Batalyon di Sidoarjo. HR Mohammad juga bergabung ke Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sukses mengawal pertempuran di Surabaya, dia ditugaskan Bung Karno sebagai Bupati Ponorogo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.