Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Anwar Ishak mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pekerjaan ruas jalan tersebut dengan target jangka pendek adalah bisa dilewati dulu secara darurat. Menurut Anwar, penanganan darurat yang dilakukan saat ini adalah penambahan dua unit alat berat ke lokasi longsor. Satu unit ditempatkan di jalur menuju Banda Aceh dan dua unit di jalan ke arah Kabupaten Aceh Jaya. Kedua unit alat berat tambahan itu sudah dimobilisasi ke Gunung Paro.
“Kita berharap cuaca bisa bersahabat, sehingga pengoperasian alat berat bisa maksimal, namun jika cuaca masih terus hujan bisa saja longsor kembali terjadi dengan berjatuhannya batu-batu dan pepohonan,” ujar Anwar, Senin (3/11/2014).
Namun, sejak pagi hingga petang hari, hujan tak kunjung berhenti. Sejumlah warga yang nekat melintas menuju Kabupaten Aceh Jaya, terpaksa harus kembali ke Banda Aceh atau beristirahat di posko pengamanan yang didirikan oleh pihak kepolisian.
Ibrahim (27), seorang warga Banda Aceh harus mengarahkan kembali kendaraannya ke Banda Aceh karena masih terputusnya arus lintas di kawasan Gunung Paro, Aceh Besar.
“Saya terpaksa kembali karena jalan putus total dan tak mungkin melanjutkan perjalanan ke Calang untuk hari ini,” ujarnya.
Lain halnya dnegan Nurjannah (56). Nurjannah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Lhoknga Aceh Besar dengan berjalan kaki setelah kendaraan yang ditumpanginya dari Kecamatan Lhong tidak bisa melewati Gunung Paro. Padahal, ia harus menempuh jarak sekitar 30 kilometer dari titik amblas jalan menuju desa tempat tinggalnya.
“Tadi menggunakan sepeda motor diantar saudara. Tapi kemudian enggak bisa lewat karena jalannya longsor. Jadi saya memutuskan untuk jalan kaki saja biar bisa sampai ke rumah,” ujar Nurjannah.
Hujan deras yang mengguyur Aceh sejak Jumat malam pekan lalu, telah menyebabkan arus lalu lintas dari Banda Aceh menuju kawasan barat Aceh terputus karena longsor dan jalan ambles. Selain itu, sejumlah kawasan barat Aceh juga terendam banjir setinggi 1 meter lebih.