Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI: 140 Pelabuhan Laut Internasional di Indonesia Terbengkalai

Kompas.com - 24/09/2014, 19:35 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 140 pelabuhan internasional yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, terbengkelai. Rendahnya aktivitas bongkar muat kapal menyebabkan biaya logistik sangat tinggi, yaitu mencapai 30 persen dari harga bahan baku, hingga transportasi laut di Indonesia menjadi tidak efisien.

“Pelabuhan-pelabuhan internasional itupun sebenarnya merupakan peninggalan kerajaan Nusantara dan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Rendahnya perhatian pemerintah Indonesia pada transportasi laut, menyebabkan nyaris tidak ada penambahan pelabuhan baru yang dibangun dan yang sudah adapun terbengkalai,” kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Prof Dr Ir Danang Parikesit MSc dalam panel ahli yang mendiskusikan kebijakan ekonomi berbasis maritim pada Kongres Maritim Indonesia di kampus UGM, Rabu (24/9/2014).

Danang mengatakan, pengoptimalan transportasi laut sebenarnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka inflasi karena disparitas harga antar-wilayah makin rendah.

“Namun tingginya biaya logistik ini menyebabkan harga jeruk Pontianak lebih mahal ketimbang jeruk dari Tiongkok. Bahkan untuk biaya bongkar muat dan kirim kargo ke Papua jauh lebih mahal ketimbang ke Luxemburg,” kata Danang.

Lebih lanjut Danang mengatakan, tingginya biaya transportasi laut di Indonesia menyebabkan penambahan harga akhir komoditas yang diangkut hingga 20-25 persen. Mahalnya biaya logistik ini menjadikan trasportasi maritim Indonesia tidak masuk ke daftar peta perdagangan maritim dunia. “Yang ada hanya Singapura dan Malaysia,” katanya.

Untuk revitalisasi transportasi laut dan pelayaran di Indonesia, Danang mengusulkan agasr kawasan timur Indonesia dijadikan pintu masuk untuk kapal yang membawa barang impor dari Eropa, Asia dan Australia. Pelabuhan seperti di Sorong Papua, dan Bitung, Sulawesi Utara bisa dijadikan pintu masuk bagi 14.000 kapal yang beroperasi di Indonesia. Dengan begitu, menurut Danang, lalu lintas tranposrtasi laut di kawasan timur akan ramai, mengurangi biaya transportasi kapal yang selama ini pelayarannya tidak terjadwal, serta mendorong migrasi transportasi darat ke laut.

“Jika ini kita lakukan, kita akan mampu meruntuhkan dominasi Malaysia dan Singapura,“ ujarnya.

Pada forum yang sama, anggota Dewan Keluatan Indonesia, Dr Ir Son Damar MSc menuturkan bahwa 40 persen perdagangan dunia berpotensi melewati perairan Indonesia.

“Empat dari 10 lokasi strategis lalu lintas perdagangan dunia berada di Indonesia, yakni selat Sunda, selat Malaka, selat Lombok dan selat Makassar,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com