Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pingsan di Sekolah, Siswi SMP Ternyata Hamil 3 Bulan

Kompas.com - 11/09/2014, 13:25 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com - Guru salah satu SMP di Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep dibuat bingung dengan peristiwa pingsannya salah satu siswinya berinisial STF (14) di dalam kelas, saat jam pelajaran berlangsung, Kamis (11/9/2014).

STF mengalami kejang-kejang di dalam kelas sebelum pingsan. STF kemudian dibawa ke Puskesmas Ambunten untuk diobati. Setelah diperiksa oleh dokter, pada tubuhnya tidak ditemukan penyakit apapun dan dinyatakan baik-baik saja.

Namun dokter memiliki kesimpulan bahwa STF sedang hamil muda. Pihak Puskesmas kemudian memanggil keluarganya, dan menjelaskannya di sebuah ruangan tertutup tanpa diketahui STF.

“Ada gerakan seperti janin di dalam perutnya. Itu merupakan tanda-tanda bahwa anak itu sedang hamil muda,” kata salah satu perawat Puskesmas Ambuten yang enggan disebut identitasnya.

Diperkirakan, usia kehamilan STF baru tiga bulan. Di usia kehamilan seperti itu, orangnya akan sering mengalami pusing, mual dan muntah. Sebab, usia kandungn masih dalam keadaan labil.

Erfan, salah satu anggota keluarga STF mengaku sangat terkejut atas informasi kehamilan keponakannya itu. Selama ini STF belum memiliki suami. Entah kalau pacar atau penyebab kehamilannya karena teman-teman sekolahnya atau orang lain.

“Kami sangat terpukul atas kejadian ini. Tapi kami tidak tinggal diam dan masih akan mencari informasi siapa yang sudah menghamili STF,” kata Erfan, melalui sambungan telepon.

Dijelaskan Erfan, STF masih akan ditangani oleh keluarga dengan pendekatan persuasif. Hal itu diharapkan dapat membuat STF terbuka dan menjelaskan siapa yang sudah menghamilinya. Jika sudah diketahui, pihak keluarga akan mendatangi keluarga pelaku untuk meminta pertanggungjawabannya secara kekeluargaan.

Namun, jika cara kekeluargaan tidak menyelesaikan masalah, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum. “Kita repsons positif dulu karena kawatir STF semakin depresi. Bagi keluarga pelaku yang tidak mau bertanggungjawab, maka hukum akan bicara nanti,” kata dia.

Sementara terkait nasib STF di bangku sekolah, pihak keluarga masih belum memutuskannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com