Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo, Ratusan Mahasiswa Lempari Bupati Pakai Kayu

Kompas.com - 08/09/2014, 12:35 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, Jawa Timur, menggelar unjuk rasa di Kantor Bupati Pamekasan, Senin (8/9/2014).

Unjuk rasa itu menuntut Sekretaris Daerah, Alwi Beiq, mundur dari jabatannya karena dinilai gagal memimpin dinas dan satuan kerja di lingkungan Pemkab Pamekasan untuk penyerapan anggaran.

Zainul Hasan, koordinator aksi dari orasinya menyampaikan, sampai bulan Juli kemarin, penyerapan APBD Pamekasan baru 30 persen. Dana yang terserap itu hanya untuk membayar gaji PNS saja, sementara untuk belanja kegiatan pembangunan masih nol.

"Sudah hampir dua tahun Bupati Syafii menjabat, tapi belum ada pembangunan yang bisa dinikmati masyarakat Pamekasan. Ini menunjukkan bahwa Sekda gagal mengkoordinir dinas dan badan," kata dia.

Lebih lanjut Hasan menambahkan, pembangunan yang berjalan saat ini diduga banyak yang bersifat transaksional. Pihak rekanan ada yang tersangkut jual beli proyek dengan pimpinan dinas dan badan. Akibatnya, kualitas pembangunan di Pamekasan sangat memprihatinkan.

Hasan mencontohkan, pembangunan jalan yang cepat rusak karena banyaknya potongan nilai proyek.

Agar kondisi itu tidak berlarut-larut, PMII Pamekasan mendesak Bupati untuk memecat Sekda. Mahasiswa meminta Bupati Syafii segera menemuinya agar bisa berdialog langsung. Namun, ditunggu selama 30 menit, Bupati tidak kunjung tiba.

Setelah Bupati menemui mahasiswa, dialog berlangsung. Syafii berjanji akan menindaklanjuti semua yang menjadi tuntutan mahasiswa. Tetapi mahasiswa tidak mau dengan janji-janji, dan meminta kepastian waktu untuk segera melakukan pemecatan terhadap Sekda dan dinas yang tidak becus bekerja.

"Kami minta Bupati menandatangani pakta integritas pemecatan Sekda dan kepala dinas," pinta mahasiswa.

Namun Bupati menolaknya, dengan alasan masih akan mengkaji di dalam pakta integritas itu ada konsekuensi hukum yang akan dijalani jika surat itu ditandatangani. Mahasiswa memberi waktu lima menit.

Setelah lima menit melakukan telaah, Bupati didampingi Sekda, pejabat-pejabat dinas, keluar menemui mahasiswa. Surat berisi pakta integritas itu ditanda tangani Bupati. Tapi yang diserahkan berisi tandatangan yang dipindai.

Akhirnya mahasiswa marah. Mahasiswa kemudian melempari Bupati dengan kayu, gulungan kertas, botol minuman dan benda lainnya. "Kami dibohongi, Bupati terus terang sudah mau main-main," teriak mahasiswa.

Untuk meredam amarah mahasiswa, surat asli yang ditandatangani asli Bupati kemudian diserahkan. Massapun kemudian membubarkan diri. Bupati dan beberapa pejabat langsung menggelar rapat pertutup di ruang kerja Wakil Bupati Pamekasan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com