Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Bendera di NTT, Pemuda Asal Garut Ini Raup Rp 1,5 Juta Per Hari

Kompas.com - 11/08/2014, 19:41 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com
- Dengan modal nekat dan sedikit spekulasi mendorong Erwin Murdan Herlianto (20) datang jauh-jauh dari kampung halamannya di Garut, Jawa Barat untuk menjual bendera merah putih dan sejumlah aksesoris lainnya di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rupanya hitungan bisnis pemuda asal Desa Sangkali, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut ini benar-benar mumpuni. Betapa tidak, dirinya mampu meraup omzet Rp 1,5 juta per hari dari hasil penjualan pernak-pernik 17 agustusan itu.

Keuntungan besar yang didapat Erwin tersebut berkat animo masyarakat di daerah itu yang tinggi terhadap bendera, serta minimnya jumlah pedagang yang khusus menjual bendera dan aksesoris seperti milik Erwin.

“Alhamdulilah, sehari bisa laku antara 40 sampai 50 macam barang yang saya jual ini. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 200.000 dan semuanya bisa ditawar oleh pembeli,” kata Erwin saat ditemui Kompas.com di jalan El Tari Kilometer 2 Kefamenanu, Senin (11/8/2014).

Erwin pun merinci sejumlah barang yang dijualnya, yakni bendera berukuran kecil dan aksesoris (untuk sepeda motor dan mobil), bendera merah putih ukuran sedang dan besar, bendera backround, bandir serta imbul-umbul.

Menurut Erwin, harga barang dagangannya yang paling murah yakni bendera kecil dan aksesoris untuk motor dan mobil yang dijual Rp 5.000 per biji. Sementara harga tertinggi yakni bendera backround sepanjang 10 meter yang ia banderol seharga Rp 200.000 per biji.

“Dari semua barang ini yang paling laris yakni bandir yang bergambar Presiden Soekarno dengan harga Rp 40.000 per bijinya. Bandir yang kami bawa dari Garut ini jumlahnya cukup banyak, namun sudah ludes dari tanggal 6 Agustus 2014 pekan lalu,” kata Erwin.

Erwin mengaku sudah berada di Kefamenanu sejak Sabtu, 26 Juli 2014 lalu dengan membawa barang sebanyak 30 kodi (satu kodi isi 20 biji barang). Kini, barang dagangannya tinggal 5 kodi saja.

Dia mengaku sudah dua kali berdagang di Kefamenanu, yakni tahun 2013 lalu dan sekarang. Jika dibandingkan dengan tahun yang lalu, jualan kali ini lebih menguntungkan.

"Kalau tahun lalu (2013) jumlah penjual sampai belasan orang sehingga kami sampai tekor (rugi). Sekarang justru yang dagang kayak gini kami hanya empat orang saja. Semuanya asal Garut,” bebernya.

Dari sisa barang dagangannya itu, Erwin berharap secepatnya bisa terjual habis sebelum 17 Agustus mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com